Kemensos Anggarkan Rp48 Juta per Siswa untuk Sekolah Rakyat

Smartrt.news, JAKARTA – Kementerian Sosial (Kemensos) menyiapkan anggaran sebesar Rp48 juta per siswa per tahun untuk mendukung penyelenggaraan Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan berasrama yang menjadi bagian dari Trisula Pengentasan Kemiskinan yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Anggaran tersebut mencakup seluruh kebutuhan pendidikan, biaya hidup, asrama, fasilitas belajar, serta pengembangan minat dan bakat siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
“Kalau kita detilkan, kurang lebih untuk tiap siswa itu per tahun anggarannya Rp48 juta lebih,” ujar Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, dikutip dari Info Publik.
100 Titik Sekolah Rakyat, 9.755 Siswa Sudah Terjaring
Agus menjelaskan, tahap awal Sekolah Rakyat telah dirintis di 63 titik dan telah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) per 14 Juli 2025.
Hingga akhir bulan, jumlah titik akan bertambah menjadi 100, menampung 9.755 siswa dengan dukungan 1.554 tenaga pendidik, guru, wali kelas, dan wali asrama.
Program MPLS tidak hanya mengenalkan lingkungan sekolah dan asrama, tetapi juga mencakup tes kesehatan, pemetaan bakat (talent mapping) menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), serta pendalaman kemampuan akademik siswa.
“Kami mendata anak-anak menurut bakatnya masing-masing menggunakan AI, agar pendidikan bisa disesuaikan dengan potensi mereka,” jelas Agus.
Fokus Selanjutnya: Bangun Sekolah Rakyat Permanen
Wamensos juga mengungkapkan, tahap berikutnya adalah pembangunan Sekolah Rakyat permanen. Pemerintah pusat akan menggandeng pemerintah daerah untuk penyediaan lahan pembangunan sekolah permanen di kabupaten, kota, dan provinsi.
“Sekarang baru tahap rintisan, ke depan akan dibangun sekolah permanen di lahan-lahan yang diajukan pemda,” tambahnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, yang juga hadir dalam diskusi, menyatakan dukungan penuh terhadap program Sekolah Rakyat. Menurutnya, program ini sangat strategis mengingat masih ada 4,3 juta anak Indonesia yang belum mengenyam pendidikan layak.
“Inilah bukti Presiden hadir mengubah nasib rakyat miskin,” tegas Andre.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Adita Irawati menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bagian dari strategi “Trisula” yang digagas Presiden Prabowo untuk memberantas kemiskinan.
Tiga Trisula Presiden Prabowo Atasi Kemiskinan
- Sekolah Rakyat: Pendidikan gratis dan berasrama untuk anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
- Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah: Layanan kesehatan rutin bagi siswa SD–SMA.
- Koperasi Merah Putih Desa/Kelurahan: Program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
“Trisula inilah yang akan membawa Indonesia menuju zero poverty,” ujar Adita.
Sekolah Rakyat bukan sekadar pendidikan formal. Anak-anak juga diajarkan keterampilan hidup seperti bertani, beternak, olahraga, serta pendidikan karakter, menjadikannya model pendidikan menyeluruh berbasis kesejahteraan.
Pendidikan Bukan Sekadar Akses, Tapi Transformasi Sosial
Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk konkret dari visi Prabowo-Gibran bahwa pendidikan adalah alat utama mengangkat harkat rakyat miskin dan membangun Indonesia dari bawah.
Dengan alokasi anggaran besar dan desain sekolah yang terintegrasi, pemerintah berharap Sekolah Rakyat menjadi game changer sistem pendidikan nasional, terutama dalam menjangkau wilayah terpencil dan kelompok rentan.
(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber :Kemensoso/Info Publik)
BACA JUGA