Kemenag Akan Pantau 125 Titik Hilal, Satu Titik Dilakukan di Kaltim

SMARTRT.NEWS – Kementerian Agama akan melakukan pemantauan hilal (rukyatulhilal) pada 125 titik di seluruh Indonesia. Dari 125 titik hilal itu, salah satunya Kalimantan Timur.
Berdasarkan data Kemenag, pemantauan hilal pada daerah Kaltim akan berlangsung di Hotel Five Premiere. Seluruh kegiatan rukyatulhilal ini akan dilakukan serentak pada 28 Februari mendatang. Dimulai pukul 07.44 WIB.
Rincian 125 titik hilal yang akan dipantau, terbanyak di Jawa Timur (29 titik), disusul Sumatera Barat (19), Jawa Barat (11), Jawa Tengah (6), Yogyakarta (4), Jakarta (4), dan lainnya.
Adapun pemantauan hilal untuk Kaltara dan Kaltim, masing-masing hanya berada dalam pantauan satu titik.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyampaikan rukyatulhilal ini melibatkan para ahli Falak dari Kantor Wilayah Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota.
Pihaknya juga menggandeng kerja sama dengan Pengadilan Agama, Ormas Islam, dan instansi terkait lain.
Abu Rikhmad menjelaskan bahwa hasil rukyat hilal dari pelbagai daerah, dan data hisab posisi hilal akan jadi bahasan dalam sidang isbat.
“Keputusannya akan menjadi dasar penetapan awal Ramadan 1446 H,” jelasnya, melalui laman Kemenag, Senin (24/2/2025).
Perkiraan Awal Ramadhan
Ia mengatakan bahwa, sesuai perhitungan astronomi, ijtimak menjelang Ramadan 1446 H terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB.
Pada hari rukyat, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia ada di atas ufuk dengan kisaran antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’. Adapun sudut elongasi berkisar antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.
Nantinya hasil hilal dan hisab menjadi bahasan dalam sidang isbat.
Sejumlah pihak, termasuk perwakilan duta besar negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, dan Mahkamah Agung, akan menghadiri sidang itu.
Hadir pula Majelis Ulama Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, sejumlah lembaga terkait. Seperti Badan Informasi Geospasial, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung, dan Planetarium Jakarta.
Selain itu, pakar ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag. Serta pimpinan organisasi Islam dan delegasi pondok pesantren.
“Sidang isbat bentuk sinergi antara Kemenag, organisasi Islam, serta lembaga terkait dalam menentukan awal bulan Hijriah,” ujar Abu Rokhmad. Kemenag berharap agar keputusan nanti dapat menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan puasa Ramadhan.
BACA JUGA