SMARTRT.NEWS – Kata AHY, kondisi sampah di sejumlah daerah di Indonesia sudah memasuki fase darurat. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono mengingatkan hal itu, melalui keterangannya, Rabu (23/4/2025).
Menurut AHY, sampah di Indonesia kian menumpuk, produksinya meningkat. Saat sama, infrastruktur untuk memisahkan, mengolah sampah, dan menghancurkan sampah itu belum optimal.
Ia menilai tumpukan sampah yang kian bertambah setiap hari tak sebanding kesiapan infrastruktur pengolahannya. Hal ini terjadi di banyak daerah dan nyaris merata di Indonesia.
“Produksinya bertambah, sedangkan infrastruktur memisahkan, mengolah sampah, menghancurkan sampah termasuk mengkonversinya menjadi listrik seperti negara-negara di dunia, ini masih perlu penguatan regulasi. Kita juga harus memilih teknologi yang tepat sasaran,” tegas AHY.
AHY mengatakan, tidak semua daerah membutuhkan teknologi pengolahan sampah berbiaya tinggi. Pendekatan harus sesuai skala produksi sampah masing-masing daerah.
“Jakarta memproduksi 8.000 ton sampah per hari, ada kota-kota besar yang di atas 1.500-2.000 ton per hari, tapi ada juga kabupaten kota kecil yang produksinya jauh lebih kecil,” ujarnya.
Ia menyampaikan urgensi penguatan regulasi dan keterlibatan pemangku kepentingan daerah.
AHY berharap kemitraan Bank Dunia dan International Finance Corporation (IFC) bisa menghasilkan kebijakan pengelolaan sampah. Yang realistis dan berbasis kebutuhan lapangan.
Ia kembali menegaskan pendekatan pengelolaan sampah harus menyeluruh, mulai pengurangan, pemilahan, hingga pemrosesan akhir.
“Semua teknologi hanya akan efektif, kalau sejak awal proses pemilahan sampahnya baik,” imbuhnya.
Pihaknya Kita akan menghitung semua opsi teknologi bersama Kementerian Pekerjaan Umum dengan skala penanganan sampah.
Teknologi Pengelolaan Sampah di Balikpapan
Di Balikpapan, sebagaimana warta sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Bappeda sejak tahun 2022 telah merancang strategi pengelolaan sampah jangka panjang. Hal ini menyusul prediksi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar akan mencapai kapasitas maksimal pada tahun 2028.
Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengungkap, sejak dua tahun lalu pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Keuangan menyusun kajian dari hulu ke hilir pengelolaan sampah.
“Ke depan, TPA tidak akan seperti sekarang. Kita akan menggunakan teknologi insinerator yang dapat menghasilkan listrik dari pembakaran sampah,” ujarnya, Senin (14/4/2025).
Saat ini, Balikpapan menghasilkan sekitar 400 ton sampah setiap hari. Nantinya, tumpukan sampah yang berada di zona 1 hingga zona 5 yang sudah penuh akan ‘ditambang’ kembali untuk dimasukkan ke insinerator. Proses ini tidak hanya mengurangi tumpukan sampah, tapi juga menghasilkan energi listrik.
Pujian dari Menteri
Dengan teknologi pengelolaan sampah modern, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Hanif Faisol Nurofiq, memuji Balikpapan. Ia menilai kota ini telah berhasil menjalankan pengelolaan sampah secara menyeluruh dari hulu hingga hilir.
Pada kunjungannya Ahad (13/4/2025) lalu, Hanif meninjau langsung praktik pengelolaan sampah kota ini. Ia menyebut Balikpapan sebagai satu-satunya kota besar di Indonesia yang mampu menunjukkan pengelolaan sampah ideal.
“Balikpapan satu-satunya kota besar yang mampu merepresentasikan pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir secara sempurna. Ini luar biasa, dan patut jadi contoh nasional,” ujar Menteri Hanif.
Ia bilang, belum ada kota lain yang menampilkan praktik pengelolaan sampah sebaik Balikpapan. “Secara substansial, Balikpapan telah memiliki sistem mumpuni. Tinggal bagaimana melakukan scale-up agar mencapai hasil lebih optimal,” jelasnya.
Balikpapan menghasilkan sekitar 500 ton sampah per hari, adapun Kaltim mencatatkan total sampah mencapai 851.605 ton pada tahun 2024. Adapun tingkat penanganannya sekitar 67 persen.