Kapan Umat Muslim Merayakan Idul Fitri Pertama Kali?

Idul Fitri
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. (smartrt)

SMARTRT.NEWS – Idul Fitri, menjadi salah satu Hari Raya yang selalu memantik kegembiraan dan keharuan umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Dari zaman ke zaman. Hari Kemenangan ini penuh suka cita.

Dulu, sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, penduduk Arab lokal punya perayaan tahunan. Namanya, Nairuz dan Mihrajan. Kedua Hari Raya ini mengacu tradisi dari Persia.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya setiap kaum pasti mempunyai hari raya. Adapun Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri merupakan hari raya kita (umat Islam).”

Sejak Rasulullah membawa syariat Islam, mengutip pelbagai sumber, beliau mengingatkan umat Muslim untuk tidak lagi merayakan Nairuz dan Mihrajan.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu (Nairuz dan Mihrajan) dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.” Penduduk Madinah sangat gembira mengganti perayaan Nairuz dan Mihrajan dengan Idul Fitri dan Idul Adha.

Idul Fitri Pertama Kali

Lantas, kapan perayaan Idul Fitri pertama kalinya?

Seperti kita ketahui bersama, sejak tahun kedua hijrah, Allah telah mewajibkan umat Muslim menunaikan ibadah puasa pada Ramadhan.

Adapun umat Muslim merayakan pertama kalinya Idul Fitri setelah Perang Badar pada 17 Ramadhan tahun kedua hijrah, selesai.

Saat Perang Badar, meski jumlah umat Islam sedikit, tapi pasukan di bawah kepemimpinan Rasul yang terdiri atas 319 orang itu, berhasil mengalahkan sekitar 1.000 orang pasukan musyrikin Quraisy.

Ada dua kemenangan kaum Muslim pada waktu itu. Yakni kemenangan di medan jihad fisik (perang Badar) dan jihad melawan hawa nafsu (puasa Ramadhan). Setelah sebulan berpuasa, mereka pertama kalinya merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Sisa Luka Perang

Menurut sebuah riwayat, Rasulullah dan para Sahabat menunaikan shalat Idul Fitri pertama dengan kondisi tubuh yang masih belum pulih akibat luka-luka sisa Perang Badar.

Betapa beratnya keadaan fisik Rasulullah kala itu. Sampai-sampai, beliau harus bersandar pada Bilal Radhiallau anhu, selama menyampaikan khutbahnya.

Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan, awal mula penyelenggaraan shalat dua hari raya di lapangan-lapangan besar sehingga berlangsung masif.

Saat merayakan Idul Fitri pertama, Rasulullah pergi meninggalkan masjid. Bersama sejumlah Sahabat, Nabi menuju tanah lapang dan mengumpulkan kaum Muslim agar menunaikan shalat Idul Fitri di sana.

Sejak itu sampai saat ini, umat Islam menyelenggarakan shalat Ied di lapangan luas. Namun, kalau terjadi hujan lebat atau bencana, barulah shalat Ied berlangsung di masjid.

Shalat Ied di lapangan, menunjukkan semarak dan ukhuwah Islam di tengah masyarakat. Shalat Idul Fitri dan Idul Adha masing-masing sebanyak dua rakaat, dengan khutbah.

Para jamaah tak boleh meninggalkan tempat duduknya sebelum khatib selesai menyampaikan khutbah. Sebelum shalat Idul Fitri, setiap Muslim wajib menunaikan zakat fitrah sebagai salah satu rukun Islam.

Makna Idul Fitri

Apa makna Idul Fitri? Secara kebahasaan, Idul Fitri gabungan dari kata ‘id dan al-fitr. Yang berakar kata pada ‘aada atau ‘awada, artinya hal yang berulang kali datang/terjadi, serta ‘aadah yakni kembali.

Adapun kata al-fitr dalam bahasa Indonesia menjadi fitrah. Kata ini dalam bahasa Arab, fithar, berarti perangai, sedangkan kata fathara artinya membuka atau membelah.

Menurut KH Muhammad Sholikhin dalam bukunya: Di Balik 7 Hari Besar Islam, Idul Fitri bermakna sebuah perayaan berulang kali. Tujuannya mengembalikan kondisi fitrah manusia.

Kata al-‘id, menurutnya, musytaq dari mashdar kata al-‘uud yang berarti selalu kembali setiap tahun.  Dengan demikian, Idul Fitri bermakna: kembalinya kebahagiaan menjadi fitrah setiap tahun.