Kami Juga Manusia: Jeritan Driver Ojol Balikpapan Melawan Potongan Aplikasi yang Menggerus Pendapatan
Diterbitkan 20 Mei 2025, 15:31 WIB

Demo onjol Balikpapan menuntut penyesuaian pendapatan kepada aplikator, di depan Kantor Walikota Balikpapan dan DPRD Balikpapan, Jl. Jenderal Sudirman, Selasa pagi hingga siang.(Foto:smartrt.news/anang)
Balikpapan, Smartrt.news – DI tengah langit mendung dan gerimis tipis yang menyelimuti Kota Balikpapan pada Selasa pagi, suara musik terdengar menggelegar di depan halaman Balai Kota. Para pengemudi ojek online – pria dan wanita – mengenakan jaket khas dari aplikasi seperti Gojek, Grab, Maxim, dan Soppe. Mereka tidak sedang mencari penumpang hari itu. Mereka berkumpul, menyatu dalam satu suara: menuntut keadilan dan perlakuan yang lebih manusiawi dari perusahaan aplikator.
Teriakan dan poster-poster yang dibentangkan mengekspresikan keluhan mereka, mulai dari naiknya biaya hidup hingga potongan aplikasi yang terus menekan pendapatan. “Biaya nikah makin naik, pendapatan makin turun!” atau “Berani konsekuen, pertanda jantan!” “Cukup perawan yang langka, orderan jangan”—adalah sebagian suara yang mewakili keresahan mereka sebagai tulang punggung keluarga.
“Kucing di jalan bisa cari makan. Kami? Jalan seharian, kadang nihil!”
Seorang orator naik ke atas mobil komando, suaranya menggema di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Ia mengeluhkan orderan yang tidak masuk akal: tiga penumpang naik mobil hanya bayar Rp12 ribu untuk jarak 4 kilometer. Di sisi lain, pengemudi motor hanya dapat Rp7 ribu untuk jarak yang sama. “Padahal motor kami sendiri, BBM beli sendiri, servis sendiri. Tapi yang kami terima tidak sebanding,” ucapnya lantang.
Keluhan itu diamini oleh seorang driver Soppe yang ditemui Smartrt.news. Ia menyebut potongan aplikasi yang awalnya hanya 10-15 persen, kini naik hingga 25-30 persen. Belum lagi tambahan biaya asuransi barang dan potongan langganan, membuat penghasilan bersih semakin menipis.
“Orderan Rp30 ribu, bisa tinggal Rp7 ribu yang masuk kantong. Sisanya? Habis dipotong ini-itu,” katanya dengan raut kelelahan.
Tujuh Tuntutan, Satu Harapan: Keadilan Tarif dan Regulasi Jelas
Aksi damai ini bukan sekadar unjuk rasa emosional. Para pengemudi ojol membawa tujuh tuntutan konkret, baik di tingkat lokal maupun nasional. Di antaranya, penerapan tarif bersih tanpa potongan dari aplikator, penghapusan program hemat dan slot yang merugikan, serta pembentukan badan pengawasan ojol di Balikpapan.
Jo Satimura, Ketua Garda Gojek Online Balikpapan, menjadi salah satu suara utama dalam dialog bersama pemerintah. Ia menyoroti bahwa masyarakat sering salah kaprah mengira penghasilan driver ojol besar, padahal banyak program dari aplikator justru membuat mitra makin tertekan.
“Ada program langganan hemat. Potongannya Rp2.500, lalu naik jadi Rp5.500 per order. Bayangkan, 10 order artinya satu gratis. Ini bukan hemat, ini merugikan,” kata Jo dengan nada tegas.
Ia juga menyinggung aturan pemerintah seperti Permenhub PM 12/2019 dan KM 667/2022 yang menetapkan tarif zona C3 untuk Balikpapan, yakni Rp9.200/km dan tarif minimal Rp2.300. “Kalau sudah ada aturan, kenapa masih ditekan dengan program internal aplikator yang bikin kami tekor?” tanya Jo.
Pemkot Balikpapan Siapkan Perwali, Aplikator Diminta Transparan
Menanggapi aksi ini, Asisten Tata Pemerintahan Kota Balikpapan, Zulkifli, memastikan bahwa pihaknya akan menyusun Peraturan Wali Kota (Perwali) sebagai payung hukum untuk mengatur operasional ojol secara lokal.
“Saat ini belum ada aturan teknis untuk pengantaran makanan dan barang. Maka kami sepakat untuk segera menyusun Perwali, melibatkan driver, aplikator, dan DPRD,” ujar Zulkifli.
Ia juga menegaskan pentingnya transparansi dalam sistem pemblokiran akun driver oleh aplikator. “Jangan sampai akun driver tiba-tiba hilang tanpa alasan. Harus ada mekanisme dan kejelasan,” tegasnya.
Daftar Tuntutan Driver Ojol Balikpapan
Tuntutan Lokal:
- Penerapan tarif bersih untuk pengemudi roda dua
- Penghapusan program tarif hemat, slot, goceng, dan sejenisnya
- Pembentukan Badan Pengawasan Ojol Balikpapan
- Pelaksanaan penuh SK Gubernur Kaltim untuk roda empat
Tuntutan Nasional:
- Kenaikan tarif penumpang roda dua
- Sanksi tegas bagi aplikator yang melanggar regulasi
- Rapat Dengar Pendapat Gabungan dengan Komisi V DPR RI
- Potongan aplikasi maksimal 10%
- Revisi program aplikasi yang merugikan driver
- Penetapan tarif adil untuk layanan makanan dan pengiriman
Kesimpulan: “Kami Bekerja, Kami Juga Ingin Hidup Layak”
Aksi damai yang digelar para pengemudi ojol di Balikpapan menjadi pengingat bahwa di balik setiap order yang sampai di rumah kita, ada perjuangan yang sering tak terlihat. Mereka bukan sekadar titik-titik di peta aplikasi. Mereka adalah manusia yang bekerja keras, menantang panas dan hujan, demi sesuap nasi.
Kini, mereka hanya meminta satu hal: perlakuan yang adil dan sistem yang manusiawi.
(Tim smartrt.news/rama/anang)