Jumlah Korban Gempa Myanmar Melebihi 1.000, Bantuan Internasional Mulai Berdatangan

gempa
Pasien rumah sakit terpaksa dirawat di luar gedung..(Foto:smartrt.news/mizzima.com)

Smartrt.news, MYANMAR,– Bantuan internasional mulai tiba di Myanmar seiring dengan upaya penyelamatan yang semakin intensif setelah gempa bumi dahsyat yang telah merenggut lebih dari 1.000 nyawa. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memperkirakan bahwa jumlah total korban jiwa bisa melebihi 10.000. Bencana ini telah merusak infrastruktur secara parah, memperumit operasi penyelamatan di negara yang sudah menghadapi gejolak sipil.

Menurut pemerintah militer Myanmar, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 1.002 pada hari Sabtu, melonjak tajam dari laporan awal sebanyak 144 korban pada hari Jumat. Gempa dengan kekuatan 7,7 skala Richter ini menyebabkan kerusakan besar di seluruh Myanmar tengah, termasuk Mandalay dan Naypyitaw.

Sementara itu, di Thailand, sedikitnya sembilan orang dilaporkan tewas. Gempa ini juga menyebabkan runtuhnya sebuah gedung tinggi yang sedang dalam tahap konstruksi di Bangkok, menjebak 30 pekerja di bawah reruntuhan, dengan 49 orang masih belum ditemukan.

Bantuan Internasional Dimobilisasi

Beberapa negara, termasuk China, Rusia, India, Malaysia, dan Singapura, telah mengirimkan bantuan dan tim penyelamat. Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menyatakan bahwa lebih banyak bantuan akan diberikan sesuai dengan perkembangan kebutuhan. Korea Selatan telah menjanjikan bantuan kemanusiaan awal sebesar 2 juta dolar AS.

Meskipun hubungan diplomatik tegang, Amerika Serikat juga mengumumkan rencana untuk memberikan bantuan. Junta yang berkuasa di Myanmar, yang jarang meminta bantuan internasional, mengajukan permohonan bantuan pada hari Jumat, mengingat kerusakan yang luas pada jalan, jembatan, dan rumah sakit.

Tantangan dalam Operasi Penyelamatan

Di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, penduduk dan tim penyelamat berjuang untuk mengevakuasi korban dari bangunan yang runtuh. Akses terbatas ke alat berat telah menghambat upaya penyelamatan, memaksa banyak orang untuk mengandalkan tenaga manual.

Seorang penyintas, Htet Min Oo, menceritakan perjuangannya yang penuh emosi saat berusaha membersihkan puing-puing demi mencari nenek dan dua pamannya yang hilang. “Saya tidak tahu apakah mereka masih hidup di bawah reruntuhan,” katanya sambil menangis. “Setelah sekian lama, saya rasa tidak ada harapan lagi.”

Tim penyelamat di Bangkok telah meningkatkan upaya pencarian korban yang terjebak dalam reruntuhan gedung 33 lantai yang runtuh akibat gempa bumi. Otoritas setempat menggunakan drone, ekskavator, dan anjing pelacak untuk menemukan setidaknya 15 orang yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Gubernur Bangkok, Chadchart Sittipunt, berjanji akan mengerahkan semua sumber daya yang tersedia, dengan menyatakan, “Kami tidak akan menyerah untuk menyelamatkan nyawa.” Ratusan warga yang ketakutan terhadap gempa susulan menghabiskan malam di taman-taman kota, meskipun kondisi mulai membaik pada hari Sabtu.

Indonesia dan Negara Lain Menyatakan Dukungan

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan belasungkawa kepada Myanmar dan Thailand, serta menyatakan kesiapan Indonesia untuk membantu upaya pemulihan. Sementara itu, tim kemanusiaan terus menilai tingkat kehancuran yang terjadi, dengan junta Myanmar mengonfirmasi hampir 2.400 orang mengalami luka-luka.

Seiring dengan gempa susulan yang terus mengguncang kawasan tersebut, beberapa rumah sakit di Bangkok telah mengevakuasi pasien sebagai tindakan pencegahan. Rumah Sakit Rajavithi, misalnya, untuk sementara memindahkan pasiennya ke sebuah gedung olahraga sambil menilai kerusakan struktural.

Dampak penuh dari gempa bumi ini masih belum sepenuhnya diketahui. Tetapi dengan jumlah korban yang terus meningkat dan kerusakan yang luas. Bencana ini menegaskan perlunya upaya bantuan internasional yang terkoordinasi dengan baik.***

(Tim Smartrt.news/anang/berbagai sumber)