Jemaah Jangan Pindah Hotel Tanpa Lapor, Demi Kelancaran Ibadah Haji

Smartrt.news, JEDDAH — Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menegaskan pentingnya koordinasi bagi seluruh jemaah haji Indonesia yang ingin berpindah hotel di Makkah.
Ia meminta agar tidak ada jemaah yang memutuskan pindah penginapan secara mandiri tanpa melapor ke petugas, karena hal ini berdampak pada akurasi data dan kelancaran layanan puncak ibadah haji.
“Kami sedang menata ulang data akomodasi jemaah, terutama yang ingin bergabung dengan pasangan, keluarga, atau mendampingi lansia. Jika ada perpindahan hotel, mohon segera dilaporkan ke petugas kloter,” tegas Hilman
Risiko Pindah Hotel Tanpa Koordinasi
Hilman mengungkapkan, beberapa jemaah diketahui berpindah hotel secara sepihak sebelum kebijakan penggabungan hotel diberlakukan oleh Kementerian Agama. Aksi ini, menurutnya, dapat menyulitkan proses pengawalan dan pelayanan, khususnya menjelang pergerakan massal ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Kita tidak ingin ada jemaah tercecer saat puncak haji. Karena itu, pendataan harus akurat dan jemaah wajib melapor jika berpindah tempat tinggal,” katanya.
Pemerintah Kunci Data Jemaah
Untuk memastikan semua layanan berjalan lancar, pemerintah bersama penyedia layanan telah mengunci data jemaah 17 jam sebelum keberangkatan. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi atas dinamika di embarkasi seperti jemaah yang sakit, batal berangkat, atau berubah kloter.
“Data final inilah yang menjadi acuan utama layanan di Arab Saudi. Oleh karena itu, disiplin dan koordinasi jemaah sangat dibutuhkan,” jelas Hilman.
Tips Aman di Tanah Suci
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Linjam) PPIH Arab Saudi, Harun Arrasyid, mengimbau jemaah agar senantiasa menjaga keselamatan selama berada di luar hotel. Meskipun bus Shalawat telah disiapkan untuk mobilisasi ke Masjidil Haram, ada kalanya jemaah perlu menggunakan transportasi umum.
“Waspadai potensi risiko saat bepergian. Jangan lengah, terutama saat menggunakan transportasi selain bus resmi,” pesan Harun.
Berikut 6 Tips Aman bagi Jemaah Haji
- Hindari bepergian sendiri.
Selalu bepergian berkelompok, minimal 2–3 orang, terutama bagi lansia atau jemaah yang belum familiar dengan area sekitar. - Gunakan transportasi resmi.
Jika menggunakan taksi, pilih kendaraan resmi. Tanyakan tarif terlebih dahulu dan catat nomor kendaraan jika perlu. - Perhatikan urutan naik dan turun.
Untuk pasangan, suami disarankan naik kendaraan terlebih dahulu dan istri turun lebih dahulu untuk mencegah risiko. - Waspadai tawaran mencurigakan.
>Hindari menerima tawaran jasa, hadiah, atau produk dari orang asing yang tidak dikenal, apalagi yang terdengar “terlalu bagus untuk jadi kenyataan”. - Simpan dokumen penting di tempat aman.
Gunakan tas kecil yang menempel di badan untuk menyimpan paspor, kartu identitas, dan uang secukupnya. - Segera lapor jika terjadi masalah.
Jika mengalami kendala, segera hubungi petugas Linjam atau kepala sektor agar dapat dibantu secara cepat dan tepat.
“Dengan kewaspadaan dan koordinasi yang baik, insya Allah jemaah bisa menjalani ibadah haji dengan tenang dan khusyuk,” tutup Harun.
(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber : Kemenag)
BACA JUGA