Jawab Kebutuhan Industri: Belasan Mahasiswa Universitas Mulia Bersertifikat Junior Cyber Security dari BNSP

Peserta sertifikasi kompetensi skema Keamanan Siber Muda (Junior Cuber Security) berfoto bersama pengajar, asesor, dan panitia dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Jumat (18/7/2025). (Foto: Universitas Mulia/Istimewa)
Peserta sertifikasi kompetensi skema Keamanan Siber Muda (Junior Cuber Security) berfoto bersama pengajar, asesor, dan panitia dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Jumat (18/7/2025). (Foto: Universitas Mulia/Istimewa)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Di balik layar komputer yang menyala di Laboratorium Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, belasan mahasiswa duduk penuh konsentrasi.

Bukan untuk ujian biasa, tetapi menghadapi tantangan yang bisa menentukan masa depan karier mereka: Uji Kompetensi Junior Cyber Security bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Hari itu, Kamis dan Jumat (17–18 Juli 2025), bukan hanya tentang menjawab soal atau menyelesaikan simulasi serangan digital. Tapi juga tentang keberanian membuktikan diri — bahwa mereka siap bersaing di industri teknologi yang bergerak cepat dan tak kenal kompromi.

Dan hasilnya: 17 mahasiswa dinyatakan kompeten. Mereka kini resmi menyandang sertifikasi nasional Junior Cyber Security dari BNSP. Capaian ini merupakan hasil dari program Vocational School Graduate Academy (VSGA), kolaborasi antara Universitas Mulia dan BPSDM Komunikasi dan Digital (Komdigi) Banjarmasin.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya keluar dari kampus dengan ijazah, tapi juga sertifikat keahlian yang langsung bisa dibawa ke dunia kerja,” tegas Djumhadi, S.T., M.Kom., Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia.

Menurutnya, sertifikasi ini bukan kegiatan tambahan, melainkan bagian integral dari kurikulum. Mahasiswa didorong untuk menutup perkuliahan praktikum dengan uji kompetensi bersertifikat, agar bisa langsung menancapkan pijakan profesional sejak awal karier.

Kompetensi yang Teruji, Peluang yang Terbuka

Dari 27 peserta yang mendaftar, hanya 21 yang mengikuti ujian. Dan dari jumlah itu, 17 orang dinyatakan kompeten, sementara empat peserta tidak hadir. Artinya, seleksi ini memang bukan sekadar formalitas.

“Angka ini menunjukkan bahwa prosesnya tidak mudah. Tapi mahasiswa kami mampu membuktikan kualitasnya,” ungkap Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., dosen sekaligus penyelenggara kegiatan.

Uji kompetensi ini dilaksanakan langsung oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknologi Digital yang berlisensi resmi dari BNSP. Salah satu asesor, Istia Budi, S.T., M.M., yang juga dosen Universita Mulia, mengungkapkan kebanggaannya pada semangat para peserta.

“Secara umum, mahasiswa sudah memiliki kompetensi dasar yang baik. Tapi kita masih punya PR: menumbuhkan kepercayaan diri dan eksplorasi diri yang lebih dalam dunia siber,” tuturnya.

Kenapa Sertifikasi Junior Cyber Security Itu Penting?

Di era digital, ancaman siber bukan lagi sekadar risiko teknis—melainkan isu strategis yang bisa melumpuhkan institusi, industri, bahkan negara. Itulah mengapa profesi di bidang keamanan siber semakin banyak dicari.

Junior Cyber Security merupakan level dasar namun krusial dalam struktur keamanan TI. Tugasnya meliputi:

  • Menerapkan prinsip perlindungan data dan keamanan sistem,
  • Mengelola log keamanan dan kontrol akses,
  • Menjamin keamanan transaksi elektronik dan internet.

Dengan sertifikasi ini, mahasiswa membuka pintu karier sebagai:

  • Cyber Security Administrator,
  • Cyber Risk Specialist,
  • Cyber Security Analyst,
  • Bahkan menuju posisi strategis seperti Chief Information Security Officer (CISO).

Universitas Mulia, Kampus yang Menjawab Kebutuhan Industri

Program ini membuktikan bahwa Universitas Mulia bukan sekadar institusi pendidikan—melainkan jembatan nyata antara dunia kampus dan industri digital.

“Kami tidak ingin mahasiswa kami menjadi pencari kerja pasif. Kami ingin mereka jadi pencipta solusi. Dan salah satu kuncinya adalah kompetensi yang diakui secara nasional,” tandas Djumhadi.

Dengan program semacam ini, Universitas Mulia menegaskan perannya sebagai kampus technopreneur yang aktif merespons perubahan zaman: membekali lulusannya bukan hanya dengan ilmu, tetapi juga kepercayaan diri dan legalitas profesi.

Kini, 17 mahasiswa membawa dua hal sekaligus: sertifikat dan semangat baru untuk menaklukkan dunia kerja digital. Bukan tak mungkin, dari ruang lab sederhana di Balikpapan, lahir para penjaga gerbang dunia siber Indonesia.

(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber : Humas Universitas Mulia)

Tinggalkan Komentar