Jamuan Penuh Kehangatan: Diplomasi Satu Meja Prabowo dan Li Qiang, Simbol Masa Depan
Diterbitkan 25 Mei 2025, 18:25 WIB

Jamuan santap resmi diselenggarakan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk menyambut kunjungan resmi Premier RRT Li Qiang di Istana Negara Jakarta, Minggu, 25 Mei 2025. (Foto: BPMI Setpres)
Smartrt.news, JAKARTA — Di tengah langit cerah Jakarta, Istana Negara menjadi saksi dari sebuah pertemuan bersejarah yang mempererat simpul diplomasi antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Presiden Prabowo Subianto menjamu Premier RRT Li Qiang dalam sebuah santap siang resmi yang sarat makna—lebih dari sekadar makan bersama, tetapi lambang persahabatan dua bangsa yang telah terjalin selama 75 tahun.
Dari Sambutan Hangat ke Diplomasi Strategis
Acara dimulai dengan sambutan penuh kehangatan dari Presiden Prabowo. Dalam pidatonya, ia menegaskan pentingnya kunjungan ini dalam memperkuat kerja sama bilateral yang selama ini sudah terjalin erat. Tidak hanya simbolik, pertemuan bilateral sebelumnya pun menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis yang diyakini membawa manfaat jangka panjang.
“Kami optimistis bahwa kerja sama ini akan membawa kebaikan bagi kedua bangsa dan rakyat kita. Tetapi lebih penting, kami yakin ini akan membawa kedamaian di seluruh kawasan Asia Tenggara bahkan Asia Pasifik,” tegas Presiden Prabowo, disambut tepuk tangan para tamu negara.
Premier Li Qiang pun membalas dengan ucapan yang tak kalah hangat. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan Presiden Prabowo dan menyoroti hubungan bilateral yang semakin solid berkat kepercayaan dan kerja sama yang saling menguntungkan.
“Ke depan, Tiongkok siap berpegang tangan dengan Indonesia mempererat kerja sama bilateral. Saling menyukseskan dalam jalur kita menuju modernisasi, bersama menyambut masa depan gemilang,” ujar Premier Li.
Seni, Budaya, dan Diplomasi dalam Satu Meja
Usai sambutan, jamuan santap siang dimulai dengan menu khas Indonesia yang diracik dalam balutan internasional—dari Sop Buntut yang gurih hingga manisnya Wingko Babat, menjadi pengantar rasa yang mempertemukan dua kultur besar Asia.
Namun, bukan hanya cita rasa yang disajikan. Diplomasi budaya turut hadir dalam bentuk pertunjukan seni yang memikat. Tari Burung Enggang dari suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, tampil anggun dan memukau para tamu. Tak ketinggalan lantunan lagu lintas generasi dan negara seperti “One Moment in Time”, “Ni Wen Wo Ai”, “Gemu Fa Mi Re”, dan “Wo He Wo De Zhu Guo” menambah nuansa hangat yang tak terlupakan.
Sebuah Simbol dari Diplomasi Masa Depan
Jamuan ini ditutup dengan adegan yang sarat simbolisme. Presiden Prabowo sendiri mengantar Premier Li Qiang hingga ke kendaraan resminya. Gestur sederhana namun penuh makna sebagai bentuk penghormatan dan persahabatan yang tulus.
Lebih dari sekadar protokoler, santap siang resmi ini menjadi etalase diplomasi modern yang mengedepankan sentuhan budaya. Di samping keakraban, dan penghargaan satu sama lain. Di tengah dinamika geopolitik global, Indonesia dan Tiongkok menegaskan satu hal. Bahwa harmoni bisa dimulai dari meja makan dan berkembang menjadi komitmen jangka panjang untuk perdamaian dan kesejahteraan kawasan.
(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber : BPMI Setpres)