Biar Adil, Jalur Prestasi Akademik dan Non-Akademik Dipisah dalam SPMB 2025 Balikpapan
Diterbitkan 13 Jun 2025, 15:00 WIB

Kepala Disdikdub Kota Balikpapan Irvan Taufik dalam konferensi pers. (Foto: smartrt.news/rama)
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Kebijakan baru dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan membawa angin segar bagi siswa-siswi berbakat di luar ranah akademik. Mulai tahun ajaran 2025, proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) memisahkan jalur prestasi akademik dan non-akademik, sebuah langkah yang dinilai lebih adil dan memberi ruang setara bagi setiap jenis keunggulan siswa.
Kepala Disdikbud Balikpapan, Irvan Taufik, menjelaskan bahwa sistem baru ini merupakan hasil evaluasi menyeluruh dan masukan dari berbagai daerah, termasuk para pemangku kepentingan pendidikan di Balikpapan.
“Selama ini, jalur prestasi hanya satu. Jadi anak yang jago matematika dan anak yang juara olahraga nasional harus bersaing dalam kuota yang sama. Itu tidak adil. Sekarang jalurnya kami pisahkan,” ujarnya pada Kamis (12/6/2025).
Jalur Non-Akademik Kini Berdiri Sendiri
Pada sistem sebelumnya, siswa non-akademik seperti atlet, seniman, atau penghafal kitab suci sering kalah bersaing karena nilai rapor mereka tidak setinggi siswa akademik. Kini, hal itu tak lagi terjadi. Jalur prestasi non-akademik kini dinilai berdasarkan portofolio kejuaraan, piagam, dan prestasi aktual, bukan angka rapor.
“Tidak mungkin anak yang juara silat nasional disuruh bersaing nilai rapor dengan anak yang selalu dapat 95. Mereka berprestasi, tapi di jalur yang berbeda. Harus dihargai sesuai konteksnya,” kata Irvan.
Dengan pemisahan ini, siswa bisa memilih jalur sesuai keunggulan masing-masing. Jalur akademik akan menilai nilai rapor dan prestasi di bidang ilmu pengetahuan, sementara jalur non-akademik akan mempertimbangkan bukti prestasi luar kelas seperti kejuaraan seni, olahraga, maupun kegiatan keagamaan.
Sistem SPMB 2025 Sudah Siap Online dan Terbuka
Disdikbud memastikan bahwa sistem pendaftaran daring untuk SPMB 2025 sudah siap dan ramah pengguna. Setiap jalur kini memiliki slot masing-masing dalam sistem online. Bahkan posko bantuan disediakan di tiap sekolah dan kantor kecamatan, khususnya untuk membantu peserta jalur non-akademik yang perlu mengunggah dokumen tambahan.
Irvan menambahkan bahwa kebijakan ini bertujuan menciptakan iklim pendidikan yang inklusif dan menghargai semua jenis kecerdasan.
“Kami ingin memberi ruang yang sama bagi semua anak. Ini soal keadilan dan pengakuan terhadap setiap potensi yang dimiliki siswa, bukan hanya nilai angka,” jelasnya.
Disambut Positif oleh Guru dan Orang Tua
Para pembina ekstrakurikuler dan orang tua siswa menyambut positif pemisahan jalur ini. Guru olahraga dari salah satu SMP negeri di Balikpapan, Suryani, menyebut kebijakan ini sebagai bentuk keadilan yang telah lama ditunggu.
“Selama ini anak-anak kami berprestasi di luar, tapi selalu tersingkir saat masuk sekolah negeri karena rapornya kalah. Sekarang peluang mereka jadi lebih terbuka,” katanya.
Pemkot Balikpapan berharap kebijakan ini mampu menciptakan generasi pelajar yang berprestasi tidak hanya di bidang akademik, tapi juga di bidang karakter, seni, olahraga, dan keagamaan.
“Ini bukan sekadar soal diterima di sekolah negeri. Ini soal menghargai potensi anak-anak Balikpapan dalam segala bentuknya,” tutup Irvan.
(Tim Smartrt.news/anang/sumber: Disdikbud Balikpapan)