Jadi Bukti Peradaban Tertua Nusantara, Apa Makna Prasasti Yupa Kerajaan Kutai?

Oleh kontributor achmad pada 23 Jul 2025, 07:57 WIB

Kisah di balik peninggalan Kerajaan Kutai. (Instagram @arkeolog_lokal)

Smartrt.news, JAKARTA – Di tepian Kalimantan Timur, pernah berdiri batu-batu besar bertulis aksara tua. Mereka diam, namun menyimpan suara masa lalu. Tujuh prasasti batu itu terkenal sebagai Yupa, peninggalan Kerajaan Kutai abad ke-4 Masehi—dan menjadi bukti tertua sejarah tertulis di Indonesia.

Tak banyak yang tahu, batu-batu ini menyimpan kisah tentang raja Mulawarman yang dermawan, silsilah bangsawan yang mengakar tiga generasi, dan pemberian 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Tapi di balik angka dan nama, Yupa menyimpan pesan tentang siapa kita dan dari mana asal kebudayaan negeri ini.

Inilah yang jadi pokok pembahasan dalam seminar ilmiah yang digelar BRIN (22 Juli 2025), ketika para peneliti mencoba membaca ulang Yupa, bukan sekadar sebagai artefak, tapi sebagai dokumen sosial, politik, dan spiritual.

Membaca Ulang Yupa: Diplomasi, Identitas, dan Legitimasi

Peneliti BRIN, Titi Surti Nastiti, menjelaskan bahwa prasasti Yupa ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, mencerminkan eratnya hubungan Nusantara dengan peradaban India kuno. “Ini bukan cuma pengaruh budaya,” ujarnya, “tapi bentuk diplomasi kuno—bagaimana kekuasaan dirancang dan dirayakan.”

Salah satu isi prasasti mencatat pemberian emas dan sapi, bukan semata simbol kemewahan. Melainkan alat legitimasi kekuasaan dalam pandangan masyarakat Weda. Dalam dunia kuno, memberi pada Brahmana berarti memperkuat restu ilahi bagi kekuasaan raja.

Peneliti lain, Gunadi Kasnowihardjo, menambahkan bahwa situs Muara Kaman tempat keberadaan awal Yupa bukan lokasi sembarangan. Berdasarkan temuan arkeologis seperti keramik Tiongkok, manik-manik, dan struktur batu di Danau Lipan, kawasan ini dugaannya menjadi pelabuhan sungai yang sibuk. Artinya, Kutai telah terkoneksi dengan jaringan perdagangan internasional bahkan sebelum kerajaan-kerajaan besar di Jawa berdiri.

Mengapa Ini Penting Hari Ini?

Di tengah derasnya arus informasi dan krisis identitas budaya, Yupa memberi landasan penting. Bahwa sejarah Indonesia bukan bermula dari kolonialisme. Melainkan dari peradaban lokal yang berwawasan global. Ia adalah pengingat bahwa kita punya masa lalu yang tertulis, terhubung, dan tercerahkan.

Membaca Yupa hari ini bukan soal nostalgia. Ini soal memahami bahwa akar kita dalam dunia modern ternyata sangat dalam. Dan mungkin jauh lebih kosmopolitan dari yang kita bayangkan.***

(Tim Smartrt.news/Kontributor Achmad/BRIN)