Ini Rute Aliran Air Baku dari Sungai Mahakam ke Balikpapan

Dewan Pengawas PDAM Balikpapan, Adhi Supriadi. (dok)

SMARTRT.NEWS – Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) menyakini sambungan air baku dari Sungai Mahakam mampu menutupi kebutuhan air bersih kota ini. Bahkan, seluruh masyarakat Kota Balikpapan tak akan lagi mengalami kesulitan air.

Namun dari program ini banyak publik yang memahami proses pengambilan melalui pipa yang langsung menuju ke PTMB atau PDAM Balikpapan.

Dewan Pengawas PDAM Balikpapan, Adhi Supriadi menjelaskan, sambungan pemipaan intake Sungai Mahakam ini ditampung dulu di Bendungan Sepaku Semoi Ibu Kota Nusantara.

Menurutnya sambungan intake Mahakam, hasil koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dan Kementerian PUPR. “Untuk kebutuhan airnya akan dialirkan ke Sepaku Semoi sekitar 4.000 liter per detik. Kemudian dialihkan ke Balikpapan sekitar 1.000 liter per detik,” jelas Adhi, Kamis (30/1/2025).

Karena itu, sambungan air baku ini bukan mengalir melalui pipa yang langsung ke Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPAM) maupun Waduk Manggar dan Teritip.

“Saat ini progres rencana itu masih dalam Feasibility Studiy,” ujarnya. Kata Adhi, program penyediaan air baku ini dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

“Hasil koordinasi kami dengan Pemerintah Kota Balikpapan dan Kementerian PUPR, termasuk dengan wilayah-wilayah sungai, tahun ini akan diselesaikan iPROCs studi kelayakannya,” jelasnya lebih jauh.

Kemungkinan tahun depan, atau paling lambat 2027 sudah mulai proses fisik, sambung Adhi.

iPROCs ini sistem pengadaan elektronik (eProcurement) yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan PDAM.

Sejauh ini Pemerintah Kota Balikpapan sudah melakukan Memorandum Of Understanding atau kesepakatan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Kesepakatan itu menyangkut pemanfaatan air baku yang diambil dari Sungai Mahakam saat rapat paripurna istimewa peringatan HUT ke-127 Balikpapan pada 8 Februari 2024 lalu.

Diwartakan sebelumnya, rencana PDAM Balikpapan untuk bekerjasama mengelola air baku dengan PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT), dipastikan batal terealisir. 

Kepastian itu disampaikan Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, pada Kamis (30/1/2025). Rencana pemasangan sambungan air baku dari sumur milik KKT ke PDAM dibatalkan paska Komisi II DPRD Balikpapan mengecek langsung ke lapangan.

“Awalnya diinformasikan debit air mencapai 300 liter per detik. Namun, setelah kami cek di lapangan, satu sumur hanya mampu menghasilkan 16 liter per detik,” ungkap Adi.

Menurutnya, kapasitas maksimal 16 liter per detik pun tidak bisa dimaksimalkan. Jika dikalkulasikan dengan empat sumur yang ada, total debit hanya mencapai 40 liter per detik. Angka ini jauh dari perkiraan awal.  Dengan debit yang hanya 40 liter per detik, tidak cukup memenuhi kebutuhan.

Ia menyebutkan, berdasarkan hasil pengukuran oleh ahli PDAM, proyek ini dinilai tidak layak untuk dilanjutkan.  Akibat pembatalan ini, rencana bantuan jaringan perpipaan dari Pemerintah Provinsi Kaltim untuk KKT juga tidak akan terealisasi.

Adi juga telah melaporkan hal ini ke Ketua Komisi III DPRD Kaltim, yang kemudian menyarankan untuk mengupayakan pasokan air baku dari Sungai Mahakam.

“Jika Sungai Mahakam bisa dimanfaatkan, Insya Allah seluruh warga Balikpapan bisa mendapatkan air bersih,” ujarnya. Saat ini, pembahasan mengenai sambungan air baku dari Sungai Mahakam masih berlangsung.

Ketua Komisi III DPRD Kaltim Abdulloh, mengamini jika pihaknya terus mengupayakan alternatif solusi sumber air baku untuk Balikpapan. Salah satu opsi yang mengemuka membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) Sungai Mahakam.

Abdulloh bilang, proyek itu akan dibantu provinsi. Adapun estimasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 800 miliar. “Semuanya masih on progress, Bro,” ujar Abdulloh.

Reporter: Musafir B

Editor: Kopi Hitam