Indonesia dan AS Bahas Tarif Baru, Menko Airlangga Tegaskan Komitmen pada Kerja Sama Ekonomi Konstruktif
Diterbitkan 10 Apr 2025, 14:19 WIB

Pertemuan Menko Airlangga dan Dubes AS Kamala S. Lakhdhir Bahas Isu Tarif (Foto: Smartrt.news/ekon.go.id)
SmartRT.News, JAKARTA – Indonesia dan AS Bahas Tarif Impor Baru dalam pertemuan resmi antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala S. Lakhdhir, pada Selasa (8/4). Keduanya membahas kebijakan tarif impor terbaru yang diberlakukan oleh pemerintah AS serta komitmen memperkuat kerja sama ekonomi bilateral secara konstruktif.
Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap sejumlah produk Indonesia, efektif mulai 9 April 2025. Kebijakan ini diumumkan pada 2 April 2025. Sementara itu, Menko Airlangga menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mengambil langkah balasan, melainkan menempuh jalur negosiasi yang lebih produktif. Sebagai bagian dari strategi tersebut, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah langkah konkret untuk memperkuat posisi dalam dialog dagang dengan AS.
“Indonesia akan terus mengedepankan negosiasi dan menghindari langkah retaliasi. Kami akan memaksimalkan TIFA (Trade and Investment Framework Agreement) yang sudah berlaku sejak 1996,” tegas Airlangga.
Strategi Indonesia: Relaksasi Kebijakan hingga Insentif
Sebagai bagian dari langkah negosiasi, pemerintah Indonesia mengupayakan relaksasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk sektor teknologi informasi asal AS, seperti GE, Apple, Oracle, dan Microsoft. Selain itu, pemerintah juga mempercepat proses sertifikasi halal serta mengevaluasi kebijakan Lartas (Larangan dan/atau Pembatasan).
Untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan, Menko Airlangga memastikan bahwa pemerintah akan memberikan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal. Langkah ini bertujuan memfasilitasi masuknya produk AS ke Indonesia sekaligus mempertahankan daya saing produk ekspor nasional.
Dubes Kamala Tegaskan Komitmen Diplomasi Ekonomi
Duta Besar Kamala menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya diplomasi ekonomi yang dilakukan Indonesia. Ia menyebutkan bahwa pihak Kedubes AS telah berkoordinasi dengan Secretary of Commerce dan United States Trade Representative (USTR) untuk merespons rencana negosiasi dari pemerintah Indonesia.
“Kami siap memfasilitasi pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan strategis guna mendukung dialog ekonomi yang konstruktif,” ujar Kamala.
AS Tetap Jadi Mitra Strategis Indonesia
Menutup pertemuan, Menko Airlangga menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat merupakan mitra ekonomi penting bagi Indonesia. Oleh karena itu, ia optimistis bahwa melalui dialog yang terbuka dan kolaborasi yang erat, kedua negara dapat menciptakan hubungan dagang yang seimbang dan saling menguntungkan. Pertemuan ini sekaligus menegaskan pentingnya momen saat Indonesia dan AS bahas tarif impor baru sebagai bagian dari diplomasi ekonomi yang berkelanjutan.
(Tim Smartrt.news/rani/sumber berita dan foto: ekon.go.id)