HIMA PGPAUD Universitas Mulia Bakal Kembangkan Kompetensi Diri

SMARTRT.NEWS – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini atau HIMA PGPAUD, Universitas Mulia usai menghelat Musyawarah Besar, belum lama ini.
Nur Wahidah, mahasiswa semester 4, terpilih sebagai Ketua HIMA PGPAUD periode 2025-2026. Ia mengungkapkan rasa syukur dan komitmennya membawa HIMA menjadi organisasi lebih solid, kreatif, dan inovatif.
Nur dan wakilnya Rafi Zalfa Muhammad siap membawa organisasi ke arah yang lebih inovatif dan kolaboratif.
“Kami ingin meningkatkan semangat technopreneurship. Sekaligus aktif pengembangan kompetensi diri, pedagogik, dan pengabdian masyarakat,” ujar Nur Wahidah.
Pelantikan Pengurus HIMA PGPAUD Universitas Mulia, menandai awal perjalanan mereka memajukan organisasi. Selain itu, tentu saja mendukung optimal para mahasiswa PGPAUD.
Sebagai program prioritas, kepengurusan baru akan fokus penyelenggaraan workshop, pelatihan, dan kuliah umum. “Tujuannya meningkatkan keilmuan mahasiswa PGPAUD.”
Selain itu, strategi meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam berorganisasi, mencakup pelatihan kepemimpinan, kelas kolaborasi dengan mitra PAUD. Serta kegiatan sosial dan pengabdian kepada masyarakat.
Pembina HIMA PGPAUD, Cindy Maurella, menilai MUBES tahun ini berjalan lancar dan menunjukkan antusiasme mahasiswa yang tinggi.
Ia mengingatkan tantangan terbesar HIMA, yaitu meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa dalam organisasi. Menurutnya, HIMA bukan sekadar formalitas, tapi wadah penting mengembangkan kompetensi mahasiswa,” jelasnya.
Adapun Ketua Program Studi PGPAUD, Bety Vitriana, menegaskan HIMA PGPAUD memiliki peran strategis mendukung pengembangan mahasiswa, baik dari aspek akademik, profesional, maupun sosial.
Kegalalan Sistem Pendidikan Modern
“Saya berharap kepengurusan baru ini mampu menciptakan lingkungan akademik. Yang aktif, inovatif, dan kolaboratif. Serta bekerja sama dengan prodi dalam meningkatkan kualitas pendidikan PGPAUD di Universitas Mulia,” pesan Bety.
Penutupan Mubes, ada kultum dengan pemateri, Yamani. Dalam tausiah kultumnya, ia membahas kegagalan sistem pendidikan modern berdasarkan penelitian Harvard yang diterbitkan di jurnal Ivy League.
Yamani menyoroti sistem pendidikan saat ini lebih menekankan pada pencapaian akademik dan keterampilan teknis, tetapi mengabaikan pembentukan karakter dan nilai-nilai moral.
“Hasil penelitian menunjukkan banyak lulusan institusi pendidikan tinggi mengalami krisis identitas, rendahnya etika kerja, dan kurangnya kepedulian sosial,” ujarnya.
Sebagai solusinya, ia berpesan pentingnya pendidikan berbasis adab dan akhlaqul karimah. “Pendidikan yang hanya fokus intelektualitas tanpa membentuk karakter, akan melahirkan generasi yang cerdas tetapi minim etika,” ingat Yamani.
BACA JUGA