Harga Pertalite Tembus Rp30 Ribu per Liter di Balikpapan, Warga Rela Antre Sejak Subuh
Diterbitkan 21 Mei 2025, 00:28 WIB
Salah satu warga rela membeli pertalite Rp30 per liter, karena menghindari antrean di SPBU Bandara SMAS Sepinggan Balikpapan, Selasa sore.(Foto:smartrt.news/anang)
Balikpapan, smartrt.news – Suasana di Kota Balikpapan berubah drastis dalam beberapa hari terakhir. Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Pertalite dan Pertamax, membuat antrean mengular di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tak hanya antrean yang panjang, harga Pertalite eceran pun melonjak hingga tiga kali lipat dari harga normal.
Antrean Mengular, Warga Balikpapan Panik Mencari BBM
Pantauan smartrt.news pada Selasa (20 Mei 2025) sore (pukul 17.00 WITA), antrean di sejumlah SPBU masih mengular, meski mulai menunjukkan sedikit penurunan dibanding siang hari. Di SPBU MT Haryono, misalnya, antrean sepanjang 300 hingga 500 meter mulai terurai sejak pasokan BBM datang dari Banjarmasin sekitar pukul 13.30 WITA. Kendaraan roda dua mendominasi antrean yang tersusun dalam tiga lajur.
Namun kondisi berbeda terjadi di SPBU DAM. Di sana, antrean justru semakin panjang menjelang malam hari. Para pekerja dan pegawai kantor yang pulang kerja tampak berbondong-bondong mengisi BBM untuk keperluan esok hari. Antrean mencapai ratusan meter, dan berlangsung hingga malam.
Di SPBU Stalkuda, antrean pun bergerak lamban. Sebuah mobil tangki terlihat sedang mengisi ke tangki timbun SPBU, sementara polisi berjaga dan mengatur lalu lintas yang mulai padat.
Kemacetan parah tak terhindarkan di jalan menuju Bandara Sepinggan. Sebuah SPBU di kawasan itu diserbu ratusan pengendara, mayoritas roda dua. Panjang antrean mencapai 700 meter. Warga rela mengantre lebih dari satu jam demi mendapatkan jatah BBM, meskipun kadang harus pulang dengan tangan kosong karena stok habis.
Pertalite Eceran Rp30 Ribu per Liter, Laku Keras

Pertalite botolan yang dijual Rp30 ribu per botol. (Foto:smartrt.news/anang)
Melambungnya harga Pertalite di pasar eceran menjadi fenomena baru di tengah kelangkaan ini. Sejumlah ibu-ibu terlihat menjajakan BBM subsidi ini dalam botol bekas minuman mineral di pinggir jalan tak jauh dari SPBU.
“Tiga puluh ribu per liter, Pak. Saya antre dari subuh, baru dapat 20 liter tadi siang. Sekarang saya jual lagi,” ujar seorang penjual.
Meski harganya melambung hingga tiga kali lipat dari harga SPBU resmi, para pengendara tetap berebut membeli. Rasa cemas kehabisan BBM membuat mereka tak punya banyak pilihan.
“Rumah saya di Teritip. Lihat antreannya panjang banget, saya putuskan beli saja meski mahal,” ujar seorang pria yang baru saja keluar dari kemacetan panjang di jalanan Balikpapan.
Di sisi lain, seorang bapak terlihat menghitung receh demi bisa membeli satu botol Pertalite eceran seharga Rp30 ribu. Meski mahal, wajahnya berseri saat motornya akhirnya terisi bahan bakar.
“Besok saya harus kerja. Ini buat persiapan. Gak mungkin antre dari pagi lagi,” kata seorang warga Manggar, Balikpapan Timur.
Krisis BBM di Balikpapan: Apa Penyebabnya?
Kelangkaan BBM di Balikpapan mulai terjadi sejak Jumat lalu. Pertama, stok Pertamax (non-subsidi) menghilang dari SPBU. Menyusul kemudian kelangkaan Pertalite, BBM bersubsidi yang paling banyak digunakan warga.
Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menyatakan tengah berupaya menormalkan kondisi dengan menambah pasokan dari depot Samarinda dan Banjarmasin. Namun distribusi masih terkendala tingginya permintaan dan keterbatasan sarana distribusi.
EGM Pertamina Patra Niaga Setujui 7 Poin Terkait Kelangkaan BBM
Balikpapan — Executive General Manager (EGM) PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexandre Susilo, menyetujui tujuh poin berita acara usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kota Balikpapan pada Selasa (tanggal menyesuaikan). Rapat tersebut digelar menyikapi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Balikpapan.
Berikut tujuh poin kesepakatan hasil RDP tersebut:
- Permohonan Maaf Resmi: PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan bertanggung jawab dan menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada masyarakat Kota Balikpapan melalui media massa, baik cetak maupun online. Permohonan maaf tersebut juga akan disampaikan melalui akun media sosial resmi Pertamina dan diminta untuk diunggah kembali oleh akun media sosial resmi Pemerintah Kota Balikpapan.
- Pemenuhan Kuota BBM: Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan berkomitmen untuk memenuhi kuota kebutuhan BBM di seluruh SPBU Kota Balikpapan sesuai penugasan dari pemerintah pusat, serta memastikan agar kelangkaan tidak terulang kembali.
- Usulan Penambahan Kuota: Pemerintah Kota Balikpapan diminta mengusulkan penambahan kuota Solar, Pertalite, dan LPG 3 kg sesuai kebutuhan masyarakat.
- Penambahan Sarana Distribusi: Pertamina akan menambah sarana dan prasarana distribusi Pertalite di Balikpapan, minimal hingga mencakup 80 persen kebutuhan.
- Operasional SPBU 24 Jam: Pertamina diminta menginstruksikan SPBU untuk beroperasi 24 jam hingga situasi kembali normal.
- Evaluasi Internal: Manajemen Pertamina Patra Niaga diminta untuk mengevaluasi kinerja bagian Humas (Public Relations), Sales Executive, dan Sales Area Manager Kalimantan Timur dan Utara.
- Konsekuensi Ketidakpatuhan: Jika Pertamina Patra Niaga tidak dapat memenuhi poin 1 hingga 6, maka manajemen wilayah Kalimantan, khususnya Balikpapan, menyatakan kesiapannya untuk mengundurkan diri dari jabatan.
Berita acara tersebut ditandatangani oleh jajaran DPRD Kota Balikpapan, antara lain:
- Ketua DPRD: Alwi Al Qadri
- Wakil Ketua: Yono Suherman, Muhammad Taqwa, Budiono
- Ketua Komisi I: Danang Eko Susanto
- Ketua Komisi II: Fauzi Adi Firmansyah
- Wakil Ketua Komisi III: Halili Adinegara
- Ketua Komisi IV: Gasali
- Anggota Komisi: Aguslimin, Subari, Riyan Indra Saputra, Baharuddin Daeng Lala, Muhammad Hamid, Muhammad Raja Siraj, Muliati, Haris, Rahmatia, Taufik Qul Rahman, dan Doris Eko Rian Desyanto.
(Tim smartrt.news/anang/sumber: DPRD Balikpapan)
