Hadapi Krisis Pangan Global, Begini Respon Pemerintah

SMARTRT.NEWS – Situasi global tengah mengalami kepahitan dalam menghadapi krisis pangan. Sejumlah negara lain telah mengalami krisis pangan terutama krisis beras. Menghadapi situasi ini Pemerintahan Prabowo telah menempuh sejumlah langkah antisipasi.
Salah satunya mendongkrak produksi bahan pangan dalam jangka panjang.
Dalam keterangannya kepada awak media, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjelaskan produksi beras nasional hingga April 2025 dipastikan mengalami surplus dibanding tahun sebelumnya. Yakni sekitar 2,8 hingga 3 juta ton.
“Presiden Prabowo pun meminta agar tren positif ini dapat dipertahankan. Ini minta dipertahankan di tengah negara-negara lain kan lagi susah, lagi ada kesusahan, ada kesusahan beras ya, ada Malaysia, ada Filipina, termasuk Jepang kan juga lagi krisis berasnya,” ujar Sudaryono.
Ia menyampaikan hal itu usai melaporkan situasi pangan terkini kepada Presiden Prabowo Subianto.
Wamen melaporkan kondisi ketahanan pangan dan stabilitas harga kebutuhan pokok pada Rabu. Dalam pertemuan itu, pemerintah menegaskan komitmennya menjaga produksi pertanian nasional agar tetap surplus di tengah krisis pangan yang melanda sejumlah negara.
Meningkatkan Produksi Pangan
Sudaryono menyampaikan pemerintah tengah berupaya melakukan peningkatan produksi dalam jangka panjang. Pemerintah menargetkan agar Indonesia tidak perlu melakukan impor beras dengan menjaga surplus tahunan di kisaran 5-6 juta ton.
“Produksi kita setiap tahun sekitar 30 juta ya, 30 koma ya, 30 koma, 31 koma. Nah kita ingin, kalau kita ingin betul-betul tidak impor beras, maka harus surplus minimal setahun surplusnya 5-6 juta,” jelasnya.
Untuk memastikan peningkatan produksi, pemerintah menekankan pentingnya percepatan proses pertanian. Petani diharapkan segera menanam kembali setelah panen agar dalam satu tahun bisa melakukan panen hingga tiga kali.
Ia bilang, begitu panen harus segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah.
“Jeda antara panen dengan olah tanahnya itu nggak boleh lama,” kata Sudaryono.
Selain produksi, pihaknya juga membahas peran Koperasi Desa Merah Putih. Terutama untuk menyalurkan hasil pertanian dan menyediakan kebutuhan petani, termasuk pupuk, pestisida, serta sembako dengan harga terjangkau.
Optimalkan Operasi Pasar
Sedangkan terkait harga beras yang masih relatif tinggi di kawasan ASEAN, Sudaryono menyebut bahwa pemerintah akan mengoptimalkan operasi pasar. Selain itu, memotong rantai distribusi guna menekan harga bagi konsumen tanpa merugikan petani.
“Kita ingin adanya gerakan Koperasi Desa Merah Putih, kemudian kita juga lakukan operasi pasar dengan kantor pos, kita juga dengan Bulog kita berdayakan lebih dari sebelumnya. Itu tujuannya kan supaya memotong rantai distribusi,” ucap Sudaryono.
“Nah kalau rantai pendistribusian ringkas, sehingga tidak ada kesiapa-kesiapa-kesiapa-kesiapa mengambil untung di setiap pos, maka kita harapkan harganya baik, di konsumennya baik, bagi produsenya juga baik,” tambahnya.
Selain itu, pemerintah juga bakal menindak tegas praktik kecurangan dalam pendistribusian bahan pokok, termasuk dalam kasus minyak goreng yang sedang hangat.
Sudaryono bilang pihak kepolisian telah menerima laporan beberapa perusahaan nakal.
Katanya, pesan Presiden tidak boleh ada lagi siapapun itu menari-nari di atas kepentingan, menari-nari di atas penderitaan rakyat.
“Jangan sampai hanya ingin untung sesaat, kemudian rakyat yang banyak jadi korban,” tegasnya.
Dengan pelbagai langkah ini, pemerintah merasa optimistis. Ke depan dapat menjaga ketahanan pangan nasional, sekaligus memastikan harga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi masyarakat.
BACA JUGA