Gus Baha: Kalimat Tahiyat Seakan Mewakili Doa Nabi

KH Bahaudin Nur Salim, karib disapa dengan Gus Baha.(@kajian.gusbaha)

SMARTRT.NEWS – KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang biasa dikenal Gus Baha, menerangkan makna kalimat tahiyat yang biasa dilakukan setiap Muslim saat shalat.

“Kalimat tahiyat, itu yang dibaca orang shalat, seakan mewakili doanya nabi dan jawaban Allah. Nabi tidak egois, dapat salam dari Allah, lalu nabi ingat orang lain, umatnya yang saleh juga dapat salam Allah. Semua dapat, nabi tidak egois,” jelas Gus Baha, dikutip dari Youtube Salafiyah Media, Senin (27/1/2025).

Gus Baha memaparkan dalam tasyahud ada bacaan yang punya ganjaran cukup besar. Hal ini menandakan jika posisi shalat sangat penting dalam Islam, yakni sebagai tiang agama. 

“Saat seseorang melafadzkan ayyuhannabi itu seperti, setingkat, sekualitas langsung sowan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Ketika membaca assalamualaina wa ala ibadillah, itu sama dengan ziarah wali seluruh dunia,” pesan Gus Baha. 

Bahkan, lanjut Gus Baha, seorang Muslim yang melakukan shalat hanya karena Allah, pahalanya akan dihitung setara orang haji dan umrah.

Penjelasan ini, tegas Gus Baha, bisa dibaca dalam kitab Kunuzus Sa’adah. Yakni kitab yang berisi kumpulan kata-kata mutiara dari Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.

Kitab ini ditulis Habib Muhsin bin Abdullah Assegaf. “Siapapun yang sering shalat, shalat saja, dimana pun, ketika seorang niat membaca attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah pahalanya sama dengan haji dan umrah,” tegasnya. 

Gus Baha menegaskan, daripada seseorang mengeluhkan dengan antrian haji yang sangat lama, alangkah lebih baik, jika memperbaiki shalat terlebih dahulu. 

“Daripada haji dan umroh, belum tentu berangkat haji karena antri, umrah juga bayar mahal dan kadang jadi korban penipuan. Lebih baik fokus di shalat,” tandasnya.

Dalam tausiahnya dijelaskan setiap Mu’min juga bisa Miraj kepada Allah SWT, yaitu lewat shalat. Sesuai hadits Nabi Muhammad, ash-shalatu mi’rajul mukminin.

Karena shalat peristiwa istimewa dalam proses Isra Miraj. Nabi Muhammad menemui Allah secara langsung untuk menerima perintah shalat. 

Ketika Nabi sampai Siddrotul Muntaha, ada nur yang cahayanya tidak terhingga. Jibril berhenti di sana. Tidak bisa masuk. Masuk satu langkah, maka langsung mengecil dan hampir terbakar. Jibril terbakar, karena Jibril tidak diundang.

Sedangkan nabi memiliki undangan sehingga tidak mengecil dan tidak pula terbakar. “Shalat itu Miraj Mukminin, cara kita bertemu Allah,” jelas Gus Baha.

Shalat, lanjut Gus Baha, bisa disebut Miraj karena di dalamnya ada kandungan percakapan antara Allah dan Nabi Muhammmad saat peristiwa Isra Miraj yang terabadikan pada bacaan tasyahud.

Bacaan ini jadi rukun shalat, yang jika tidak dikerjakan maka shalatnya dianggap tidak sah. Ketika seseorang tasyahud, seakan-akan orang tersebut sedang dialog kepada Allah dan nabi.

Lafadz itu, yaitu attahiyyatul mubarokatush sholawaatuth thoyyibaatu lillah (salam sejahtera yang penuh barakah dan salam sejahtera yang amat baik adalah milik Allah Ta’ala). 

Lalu Allah menjawab, assalamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barokatuh (salam sejahtera, barokah dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu wahai Rasulullah). Kemudian Nabi menambahkan, assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin (salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh).