Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. menyerahkan Surat Keputusan Kaprodi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. (Foto : Universitas Mulia)
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Suasana kampus Universitas Mulia terasa berbeda pekan ini. Empat nama baru resmi menyandang jabatan penting sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) untuk program studi Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), serta Desain Komunikasi Visual (DKV).
Keempat prodi ini merupakan program studi baru yang ditetapkan pada tahun akademik 2025, sebagai bagian dari ekspansi kampus menuju pusat technopreneur unggulan di Kalimantan.
Namun, menyambut Kaprodi bukan sekadar urusan administratif. Dalam sambutan hangat yang sarat makna, Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menggarisbawahi pentingnya peran strategis para pemimpin prodi tersebut.
“Ini adalah momen istimewa. Para Kaprodi akan memimpin program studi yang benar-benar baru—bukan melanjutkan, tetapi membangun dari nol,” ujar Wibisono dengan tegas.
Memimpin dari Nol: Tugas Berat yang Mulia
Bagi Wibisono, menjadi Kaprodi di prodi baru seperti menjadi seorang product manager—memegang tanggung jawab penuh dari hulu hingga hilir. Ia menyebut, tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks dibanding Kaprodi di prodi yang sudah mapan.
“Tidak ada warisan program kerja. Yang ada adalah visi, strategi, dan tekad untuk membentuk sesuatu dari awal.”
Namun, ia menambahkan, Universitas Mulia sudah punya praktik baik dari prodi lain yang bisa diadopsi dan disesuaikan.
Dua Topi, Satu Arah: Dosen dan Pemimpin Akademik
Sebagai Kaprodi, mereka juga tetap dosen. Artinya, mereka memegang dua peran besar sekaligus: mengelola prodi secara strategis, dan melaksanakan tridarma perguruan tinggi—pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Tantangan utamanya adalah bagaimana menyelaraskan dua peran besar ini. Kepemimpinan tidak boleh mengorbankan pengajaran. Dan sebaliknya, aktivitas akademik harus tetap menyatu dengan visi kelembagaan,” jelas Wibisono.
Ia bahkan menegaskan bahwa Kaprodi harus menjadi pemimpin yang mendorong seluruh dosen dalam program studi untuk aktif dan berkualitas dalam menjalankan tridarma.
Tiga Tanggung Jawab Utama Seorang Kaprodi
Dalam analogi sebagai product manager, Wibisono merinci tiga tanggung jawab besar yang harus diemban setiap Kaprodi baru:
- Pengembangan keilmuan berbasis teknologi dan metodologi terkini.
“Empat prodi ini—semuanya berbasis teknik dan kreatif. Maka penting memastikan kurikulumnya selalu up to date dan selaras dengan kemajuan teknologi,” katanya.
- Menjamin mutu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai kebutuhan industri.
Tujuannya jelas: menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi siap kerja.
- Membangun popularitas prodi di mata publik.
“Kalau ada prodi serupa di kampus lain, tugas Kaprodi adalah menjadikan prodi kita lebih menarik, lebih relevan, dan lebih dipercaya oleh masyarakat,” ujarnya.
Lebih dari Administrasi: Kepemimpinan yang Menentukan Arah
Di penghujung sambutannya, Wibisono menegaskan kembali bahwa peran Kaprodi bukan sebatas manajer birokrasi. Kaprodi adalah figur strategis yang menentukan warna, arah, dan daya saing program studi. Ia adalah jembatan antara idealisme akademik dan realitas dunia kerja.
“Sebagai Kaprodi, kalian bukan sekadar menjalankan sistem. Kalian mendesain sistem. Kalian bukan sekadar mengisi kursi, tetapi membentuk masa depan pendidikan di Universitas Mulia,” pungkas Wibisono.
(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber : Humas Universitas Mulia)