Ekspor Migas Balikpapan Terjun Bebas, Penurunan Capai 45%

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan, yang dikenal sebagai kota minyak dengan keberadaan kilang Pertamina, mengalami penurunan ekspor migas yang cukup tajam pada Januari 2025. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, ekspor migas anjlok 45,09 persen dibandingkan Desember 2024.
Total nilai ekspor migas Januari 2025 tercatat sebesar US$173,91 juta, turun drastis dari US$316,71 juta pada bulan sebelumnya. Penyebab utama penurunan ini adalah merosotnya ekspor gas yang jatuh hingga 68,79 persen, dari US$208,43 juta menjadi hanya US$65,05 juta. Sebaliknya, ekspor hasil minyak justru mengalami kenaikan tipis 0,54 persen dari US$108,28 juta menjadi US$108,86 juta.
Sebagai pusat industri migas di Kalimantan Timur, Balikpapan memiliki peran krusial dalam ekspor migas nasional. Dengan adanya penurunan ekspor ini, dikhawatirkan akan berdampak pada sektor ekonomi daerah, termasuk tenaga kerja dan investasi di industri migas.
Selain migas, ekspor nonmigas juga mengalami penurunan signifikan sebesar 28,43 persen, dari US$2.101,76 juta pada Desember 2024 menjadi US$1.504,31 juta di Januari 2025. Penurunan terbesar terjadi pada golongan bahan bakar mineral yang menyusut hingga US$410,85 juta atau sekitar 24,32 persen.
Pelabuhan Balikpapan Tetap Jadi Andalan
Meskipun ekspor mengalami penurunan, Pelabuhan Balikpapan masih menjadi penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Timur. Pada Januari 2025, nilai ekspor dari pelabuhan ini mencapai US$466,38 juta, mengungguli Pelabuhan Samarinda (US$371,47 juta) dan Pelabuhan Tanjung Bara (US$252,36 juta).
Dengan tren penurunan ini, pemerintah daerah dan pelaku industri diharapkan dapat mencari solusi agar ekspor migas dan nonmigas kembali stabil. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan efisiensi produksi dan mencari pasar ekspor baru.
Sementara itu, neraca perdagangan Kalimantan Timur pada Januari 2025 masih mencatat surplus sebesar US$1.287,74 juta, meskipun sektor migas mengalami defisit US$105,15 juta. Hal ini menunjukkan bahwa sektor nonmigas masih menjadi penopang utama perekonomian daerah.
Perkembangan Impor Kaltim
Nilai impor Provinsi Kalimantan Timur pada Januari 2025 tercatat sebesar US$390,48 juta, atau turun sebesar 24,75 persen jika dibandingkan dengan nilai impor Desember 2024.
Nilai impor migas tercatat sebesar US$279,06 juta, atau turun sebesar 28,73 persen dibandingkan dengan nilai impor Desember 2024. Sementara itu, nilai impor nonmigas Januari 2025 tercatat sebesar US$111,42 juta, atau turun sebesar 12,50 persen.
Peningkatan nilai impor nonmigas terbesar terjadi pada golongan barang mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya yang mengalami kenaikan sebesar US$18,22 juta (164,29 persen). Sebaliknya, penurunan nilai terdalam terjadi pada golongan barang mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$23,24 juta (38,86 persen).
Dilihat dari peranannya terhadap total impor nonmigas pada Januari 2025, kontribusi terbesar negara asal barang didominasi oleh Malaysia sebesar US$18,17 juta dengan peranan 16,31 persen, diikuti oleh Tiongkok sebesar US$15,44 juta dengan peranan 13,86 persen, dan Britania Raya sebesar US$12,53 juta dengan peranan 11,25 persen.
Menurut golongan penggunaan barang, pada Januari 2025 semua golongan barang mengalami penurunan. Penurunan terdalam terjadi pada golongan barang konsumsi yang turun sebesar 85,81 persen. Diikuti golongan barang modal dan golongan barang bahan baku/penolong yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 29,11 persen dan 23,63 persen.
Neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur pada Januari 2025 mengalami surplus sebesar US$1.287,74 juta. Neraca perdagangan sektor nonmigas tercatat surplus sebesar US$1.392,89 juta, sebaliknya sektor migas tercatat defisit sebesar US$105,15 juta.***
(Tim Smartrt.news/sumber: BPS Kaltim)
BACA JUGA