Dua Sentra Satu Pengelolaan, DKUMKMP Akui Perawatan SIKS Tak Optimal

SMARTRT.NEWS – Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, Heruresandy Setia Kesuma mengakui bahwa kondisi Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) memang kurang terawat.
Salah satu penyebabnya keterbatasan pemeliharaan karena satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) harus mengelola dua sentra industri sekaligus. Yaitu SIKS di Somber dan sentra industri di Teritip.
“Jujur saja, pemeliharaan belum bisa menutupi semua kebutuhan, apalagi pengelola kami harus membagi fokus di dua lokasi berbeda,” ungkap Heru, Jumat (31/1/2025).
Hal ini membuat banyak sarana dan prasarana di SIKS terlihat kumuh dan kurang terawat.
Menurut Heru, kunjungan Komisi II DPRD Balikpapan ke SIKS menjadi momentum penting mendorong revitalisasi sentra industri yang telah beroperasi sejak 1998.
“Kami berharap usulan dari DPRD bisa membantu perbaikan fasilitas di sini. Usia sentra ini sudah 25 tahun, dan menjadi yang tertua di Balikpapan. Jadi butuh perhatian khusus agar tetap terjaga,” terangnya.
Dengan revitalisasi, ia optimis kawasan ini bisa lebih produktif dan berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kalau ini diarahkan untuk meningkatkan PAD, tentu kami sangat mendukung. Bisa jadi tambahan potensi baru, walau dalam bentuk retribusi, bukan pajak,” jelasnya.
Meski sebagian besar fasilitas di SIKS sudah digunakan, masih ada sekitar 15 persen bangunan yang belum ditempati pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM).
“Saat ini, tingkat keterisian 85 persen, tapi sisanya masih kosong,” tuturnya.
DKUMKMP mengaku selama ini tak bisa kalau hanya mengandalkan APBD. Pihaknya sedang mengajukan pendanaan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
DKUMKMP juga sedang menyiapkan revisi site plan dan Detail Engineering Design (DED) agar proses pengajuan pendanaan bisa lebih matang. Dengan harapan bisa terealisasi di tahun 2026.
“Saat pengajuan ke pusat nanti, dokumennya harus lengkap. Kami ingin memastikan segala perencanaan sudah tersedia. Sehingga peluang mendapat bantuan lebih besar,” tandas Heru.
Seperti Rumah Hantu
Komisi II DPRD dalam kunjungannya ke SIKS di Jalan AW Syahrani, Kelurahan Muara Rapak, mengaku cukup terkejut.
Saat kunjungan lapangan pada Jumat (31/1/2025), DPRD menyoroti banyaknya bangunan tak terawat.
Sekretaris Komisi II DPRD Balikpapan, Taufik Qul Rahman mengungkap keprihatinannya atas kondisi SIKS yang terkesan terbengkalai. Banyak bangunan kosong yang ditumbuhi rumput liar, sehingga memberikan kesan angker.
“Banyak bangunan tak terawat. Kondisinya malah seperti rumah hantu,” ujar Taufik. Pohon-pohon liar, barang rusak, dan rumah kosong membuat tempat ini terlihat kumuh.
“Harus segera dibersihkan agar lebih terang dan nyaman.” Karena itu, DPRD akan mengupayakan anggaran perubahan 2025 untuk merombak kawasan ini.
Selain sebagai pusat industri tahu dan tempe, Komisi II melihat SIKS memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata kuliner dan edukasi.
“Kami ingin menggandeng konsultan dari luar Balikpapan,” imbuh Taufiq.
Ia mencontohkan seperti mahasiswa kreatif dari Universitas Gadjah Mada atau Institut Teknologi Bandung. Mereka nantinya bisa diarahkan merancang kawasan ini menjadi tempat wisata edukasi tentang pembuatan tahu dan tempe.
Dengan ekosistem mangrove di sekitarnya, lokasi ini juga dinilai cocok untuk aktivitas berkemah serta tempat wisata berbasis lingkungan.
Reporter: Musafir B
Editor: Kopi Hitam
BACA JUGA