DLH Tambah 20 Petugas, Fokus Bersihkan Sampah Permukiman Atas Air

doa sampah
Sebuah doa yang ditujukan kepada pembuang sampah di kawasan Kelurahan Gunung Bahagia, belakang SMPn 14 Balikpapan.(Foto:smartrt.news/anang)

Smartrt.news, BALIKPAPAN — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kebersihan wilayah pesisir kota. Dalam langkah terbarunya, DLH menambah jumlah petugas kebersihan yang secara khusus ditempatkan di kawasan padat penduduk dan rentan pencemaran seperti Balikpapan Barat.

Penambahan ini bertujuan untuk mengatasi tingginya volume sampah yang setiap hari menumpuk di kawasan pesisir, terutama di permukiman atas air.

Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, menyampaikan bahwa sebanyak 60 petugas kebersihan saat ini telah disebar ke 10 kelurahan yang memiliki garis pantai. Artinya, setiap kelurahan secara rata-rata memiliki enam orang petugas yang bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan pantai dan area pesisir sekitarnya.

Namun, Balikpapan Barat mendapatkan perhatian khusus. Wilayah ini menjadi titik fokus lantaran volume sampah yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan kelurahan lainnya. Oleh sebab itu, DLH menempatkan tambahan 20 petugas kebersihan untuk memperkuat penanganan di kawasan ini.

“Di Balikpapan Barat, terutama di daerah seperti Pemuka Mata Sayur, penanganan sampah menjadi prioritas karena lokasinya berada di atas air dan sampah mudah menumpuk. Kami tempatkan tambahan 20 petugas di sana untuk mempercepat proses pembersihan,” jelas Sudirman, Kamis (10/4/2025).

Volume Sampah Pesisir Capai 9 Ton per Hari

Dalam operasional harian, DLH mencatat bahwa volume sampah di kawasan pesisir Kota Balikpapan berkisar antara 6 hingga 9 ton per hari. Bahkan, pada musim-musim tertentu seperti angin selatan atau saat fenomena air pasang terjadi, jumlah sampah bisa melonjak hingga lebih dari 9 ton per hari. 

Sampah-sampah tersebut terdiri dari plastik, limbah rumah tangga, dan berbagai jenis material lainnya yang terbawa arus laut ke pantai.

“Yang membedakan adalah sumbernya. Banyak dari sampah ini bukan berasal dari warga lokal saja. Saat air laut pasang, sampah dari perairan lepas terbawa arus dan mengendap di pantai ketika air surut,” tutur Sudirman.

Kondisi geografis wilayah pesisir Balikpapan, khususnya yang berbentuk permukiman di atas air, menjadikan penanganan sampah lebih menantang. Tidak semua titik dapat diakses kendaraan darat atau alat berat. Beberapa kawasan bahkan hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan perahu kecil, tergantung kondisi pasang surut.

Fokus Pembersihan Akses Darat

DLH menegaskan bahwa saat ini pihaknya hanya bisa secara rutin membersihkan kawasan pantai yang memiliki akses daratan. Sementara untuk kawasan perairan tanpa daratan, atau yang berada jauh dari akses jalan, diperlukan strategi penanganan berbeda yang saat ini masih dalam tahap evaluasi teknis.

Meski demikian, pihak DLH memastikan bahwa petugas tetap melakukan patroli dan pembersihan secara berkala di seluruh wilayah yang memungkinkan.

“Kami utamakan area yang bisa dijangkau dulu. Tapi bukan berarti kami abaikan yang sulit dijangkau. Kami terus cari cara agar semua wilayah bisa tertangani dengan baik,” katanya.

Sampah Tidak Menurun

Sudirman juga mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, tren volume sampah di wilayah pesisir cenderung stabil. Tidak ada penurunan signifikan, namun tidak pula terjadi lonjakan tajam. 

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kesadaran masyarakat perlahan meningkat, tantangan dari sampah kiriman laut dan limbah rumah tangga tetap ada.

“Jumlah sampahnya relatif stabil. Yang penting bagi kami adalah memastikan sistem pengelolaan tetap berjalan dan masyarakat tidak terganggu akibat penumpukan,” ujarnya.

Untuk mendukung kebersihan jangka panjang, DLH juga terus melakukan edukasi kepada warga pesisir tentang pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga dan larangan membuang limbah langsung ke laut atau sungai.

DLH Dorong Kolaborasi Warga dan Swasta

Selain mengandalkan petugas, DLH juga mendorong peran serta aktif warga dan pihak swasta untuk menjaga kebersihan pantai. Kegiatan gotong royong, kerja bakti, dan kampanye lingkungan hidup terus digalakkan.

“Kami berharap dengan adanya tambahan petugas dan keterlibatan komunitas, kondisi kebersihan wilayah pesisir, khususnya di kawasan padat penduduk seperti Balikpapan Barat, dapat semakin terjaga dan mencerminkan wajah kota yang ramah lingkungan,” pungkasnya.***

(Tim Smartrt.news/rama/anang)