Di Usia Senja, Bu Popon Ketua RT 40 Semangat Tebar Manfaat

Ketua RT 40 Popon
Ketua RT 40 Kelurahan Margomulyo Balikpapan Barat, Ibu Popon. (smartrt/ Taufik)

SMARTRT.NEWS –  Popon, namanya. Usianya sangat matang, bahkan sudah senja. Ia lahir 13 tahun usai Indonesia merdeka. Wanita kelahiran 1958 ini asli Balikpapan, yang kini menjadi Ketua RT 40.

Di usianya yang menginjak 67 tahun, ia tetap bersedia menahkodai lingkungan RT 40, Kelurahan Margomulyo, Balikpapan Barat.

Ia mengaku tetap semangat melayani warga karena masih bisa berguna bagi sesama. “Sebaik-baik manusia adalah, manusia yang bisa memberi manfaat pada sesama.”

Tamsil ini seringkali menjadi pegangan banyak orang. Begitu pun prinsip Ketua RT 40, Bu Popon. Ia terus berupaya keras agar bisa memberi manfaat sebesar-besarnya. Meski usianya telah senja.

Di ruang tamu yang tak cukup lebar, Ibu Popon menumpahkan kisahnya. Ia bercerita, sebagai ibu rumah tangga dengan kondisi suami sebagai kuli bangunan, ia mendapat anugerah lima anak.

Tetapi, saat ini, ia harus menerima kenyataan pahit, salah satu buah hatinya telah berpulang menjumpai Sang Maha.

Popon sempat meninggalkan Balikpapan, kota kelahirannya, lantaran mengabdi kepada suami untuk menemani bekerja dan berpindah. Setelah meninggalkan Balikpapan selama 18 Tahun, ia kembali ke tanah kelahirannya di tahun 2000.

“Suami saya lagi gak kerja Dik, saat ini. Biasanya kuli bangunan, tapi karena usia, tidak baik jika terlalu memaksa,” kisah Popon, kepada media ini, Rabu (16/4/2025) petang.

Popon menyampaikan, selain kondisinya yang renta, ia sempat mengalami sakit berkepanjangan selama setahun. Sehingga amanah sebagai ketua RT sempat diganti sementara oleh sekertaris. Namun, saat ini, ia kembali menahkodai lingkungannya.

Kawasan RT 40 Kelurahan Margomulyo, memiliki letak geografis cukup unik, berada di pesisir namun nama daerahnya Gunung 4. Ternyata hal itu lantaran di balik pemukiman warga memang ada perbukitan.

“Di sini sekitar 60 persen warga sebagai nelayan udang. Mereka menggantungkan nafkahnya mencari udang untuk dijual kembali ke pemancing sebagai umpan,” ujarnya, memaparkan kondisi lingkungannya.

Air PDAM Belum Merata Di RT 40

Wilayah dengan geografis yang terapit pesisir dan perbukitan, terbuka kemungkinan PDAM sulit menjangkau keseluruhan warga RT 40. Nyatanya, kondisi itu tidak mematahkan harapan warga dalam mendapatkan pasokan air bersih.

Beberapa warga di sana telah melakukan usaha mandiri untuk mendapat pasokan air bersih. Mereka mencari air melalui sumur bor rumah tangga tanpa cawe-cawe pemerintah kota.

Belakangan, baru lah ada alternatif lain untuk mencari air bersih. Selain melalui sumur bor rumah tangga, pihak RT bersama Kelurahan Margomulyo melakukan kerjasama dengan perusahaan swasta di sekitar pemukiman. Ini menguntungkan warga mempermudah aktivitas dengan menyuplai air sumur bor.

Gaesang Pokdarwis
Ketua Pokdarwis RT 40 Kelurahan Margomulyo Balikpapan Barat, Gaesang. (smartrt/ Taufik)

Pokdarwis RT 40 Kreatif Kelola Sampah

Para warga di RT 40 Kelurahan Margomulyo, tak hanya menjadi nelayan pesisir mencari udang. Ada pula hal menarik yang membuat mata dan pikiran tercengang, dengan keunikan kreativitas warga.

Mereka, selain berprofesi sebagai nelayan, beberapa berkreasi mengolah sampah menjadi aneka ragam hias. Seperti gantungan kunci, pot bunga hingga kapal rakit yang bernama: rakit eco.

Kapal rakit ini dihiasi ratusan botol bekas sebagai dinding kapal dan alas kapal.

Ketua Pokdarwis alias Kelompok Sadar Wisata setempat, Gaesang, mengawali idenya membuat Organisasi 4MB. Yakni, kepanjangan dari Muara Margomulyo Maju Bersatu.

Nama ini menjadi visioner lantaran bertekad untuk menyatukan semangat warga menjaga lingkungan laut dari limbah sampah hingga dapat diolah.

Tak hanya kapal rakit, ada pula rumah kayu sebagai tempat berbincang dan berkumpul. Yang terbuat dari hiasan botol plastik bekas dan kertas yang dipotong kecil. Beberapa warga menjuluki rumah itu sebagai Wadah Sinau, atau tempat belajar.

Gaesang mengatakan, bahwa terdapat dinamika yang tak cukup mudah saat membangun spirit menjaga kelestarian laut dari sampah. Salah satunya infrastruktur yang menjadi pondasi dalam bergerak.

Tak jarang, ia dan kelompoknya berjibaku secara mandiri dalam berinovasi dan melakukan pembenahan kapal dan rumah tempat berkumpulnya.

Ia berharap kepada pemerintah, agar lebih rajin turun ke bawah dalam bersinergi untuk pembenahan dan pelestarian lingkungan hidup. Agar terhindar dari sampah masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

“Ini untuk masa depan generasi kita juga, banyak anak TK, SD bahkan anak kuliah dan orang luar negeri berkunjung kemari untuk belajar,” ujar Gaesang.

Reporter: Taufik Hidayat

Editor: Semangka Biru