Di Balik Piring Gizi Anak Negeri: Laju Program MBG dan Perang Melawan Hoaks

Smartrt.news, JAKARTA – Pemerintah terus mempercepat realisasi program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) guna memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat dengan asupan gizi yang cukup dan merata.
Hingga 21 Mei 2025, sebanyak 3.977.514 penerima manfaat telah terlayani—meliputi siswa SD, SMP, SLTA, hingga ibu hamil. Sebanyak 1.386 dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga telah beroperasi di berbagai daerah.
“Realisasi anggaran untuk MBG telah mencapai Rp3 triliun,” ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam siaran persnya.
Awalnya, target penerima manfaat MBG pada 2025 hanya 17,9 juta orang. Namun seiring peningkatan permintaan dan komitmen politik pemerintah, target tersebut melonjak menjadi 82,9 juta penerima di kuartal keempat 2025.
Untuk mengantisipasi lonjakan itu, pemerintah telah menyediakan dana cadangan tambahan sebesar Rp100 triliun dalam APBN.
“Jika target 82,9 juta penerima tercapai, kami sudah siagakan tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun,” tegas Suahasil.
Perketat Standar Higienitas
Peningkatan jumlah penerima manfaat juga diikuti oleh pengawasan ketat terhadap standar kebersihan dan keamanan pangan. Hal ini menyusul insiden kasus keracunan makanan yang pernah mencuat dalam pelaksanaan program ini.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyusun skema sertifikasi dan akreditasi nasional bagi seluruh dapur umum MBG, dengan menggandeng Komite Akreditasi Nasional (KAN).
“Setiap dapur umum akan mendapat nilai akreditasi: unggul, baik sekali, atau baik. Ini langkah tegas menjaga kualitas pangan,” jelas Dadan,
Proses sertifikasi akan dimulai pada Juni atau Juli 2025, dan akan mengacu pada standar internasional HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) untuk mencegah risiko keracunan sejak tahap awal.
Tangkal Hoaks MBG, Perkuat Literasi Digital
Di tengah kemajuan pelaksanaan program, muncul sejumlah informasi menyesatkan tentang MBG di media sosial. Pemerintah tak tinggal diam. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) segera bertindak meluruskan kabar miring yang tidak berbasis data.
Menteri Meutya Hafid menyatakan, banyak konten viral soal MBG tidak mengedepankan prinsip jurnalistik dan berpotensi menyesatkan publik.
“Tim kami meninjau langsung ke lapangan, seperti di SD Negeri Jayapura, Papua. Hasilnya sangat berbeda dari yang disebar di media sosial,” ungkap Meutya.
Untuk membendung arus disinformasi, Kemkomdigi memfasilitasi dialog terbuka antara BGN dan para pemimpin redaksi nasional, guna memastikan media memperoleh informasi valid langsung dari sumbernya.
Siap Buka Data
Program MBG bukan sekadar pembagian makanan. Ia menjadi fondasi peningkatan kualitas SDM Indonesia—sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Selain itu, program ini juga memberdayakan UMKM, menyerap tenaga kerja lokal, dan memperkuat ekosistem pangan nasional.
“Kami siap membuka data dan terus berkoordinasi dengan media. MBG adalah investasi untuk generasi emas Indonesia,” tegas Kepala BGN, Dadan Hindayana.
Dengan sinergi antarkementerian, media, dan masyarakat, pemerintah berharap MBG tak hanya memberikan gizi, tetapi juga menjadi simbol gotong-royong nasional dalam membangun masa depan anak bangsa.
(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber : Kemenkeu/BGN/Komdigi/Info Publik)
BACA JUGA