Demo BEM SI Bertajuk Indonesia Gelap: Desak Prabowo Terbitkan Perppu Perampasan Aset

Oleh redaksi-j pada 17 Feb 2025, 22:15 WIB
BEM - SI

Aksi BEM SI. (dok. BEM SI)

SMARTRT.NEWS Ratusan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan aksi long march dari Taman Ismail Marzuki menuju kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).

Mereka berunjuk rasa dengan tajuk “Indonesia Gelap”. Aksi mahasiswa ini menentang kebijakan pemotongan anggaran besar-besaran hampir di seluruh kementerian, lembaga dan pemerintahan daerah.

Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu membawa bendera dan spanduk, serta satu mobil komando yang menempuh jarak kurang lebih tiga kilometer menuju Istana Negara.

Aksi sampai Malam Hari

Massa melakukan aksinya sampai malam hari, dan baru membubarkan diri sekitar pukul 21.30 WIB.

Massa BEM SI dalam aksinya membacakan tuntutan kepada pemerintah. Tuntutan itu mendesak perbaikan pelbagai substansi masalah yang menjadi isu utama.

Tuntutan mereka dibacakan Koordinator Lapangan Aksi, Bagas Wisnu. Ia menyerukan agar pemerintah bisa memenuhi semua tuntutan itu. Mulai mencabut Inpres efisiensi anggaran, revisi UU Minerba sampai desakan agar Prabowo menerbitkan Perppu Perampasan Aset.

Seruan BEM SI

Seruan BEM SI. (dok)

Tuntunan BEM SI

Tuntutan lengkapnya, yakni:

Ciptakan pendidikan gratis ilmiah dan demokratis serta batalkan pemangkasan anggaran pendidikan.

Cabut proyek strategis nasional bermasalah, wujudkan reforma agraria sejati. Menurut mereka Proyek Strategis Nasional (PSN) kerap menjadi alat perampasan tanah rakyat. Kami menuntut pencabutan PSN yang tidak berpihak pada rakyat dan mendorong pelaksanaan reforma agraria sejati.

Tolak revisi Undang-Undang Minerba, revisi Undang-Undang Minerba hanya menjadi alat pembungkaman bagi rezim untuk kampus-kampus dan lingkungan akademik ketika bersuara secara kritis.

Hapuskan multifungsi ABRI. Sebab keterlibatan militer dalam sektor sipil berpotensi menciptakan represi dan menghambat kehidupan yang demokratis.

Sahkan rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat. Masyarakat adat membutuhkan perlindungan hukum yang jelas atas tanah dan kebudayaan mereka.

Cabut Inpres Pemangkasan Anggaran

Cabut Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2025. Inpres ini dinilai sebagai ancaman terhadap bagian-bagian yang justru menjadi kepentingan rakyat seperti pendidikan dan kesehatan.

Evaluasi penuh program makan bergizi gratis. Kata mereka, program makan gratis harus dievaluasi agar tepat sasaran, terlaksana dengan baik, dan tidak menjadi alat politik semata.

Realisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen. Kesejahteraan akademisi harus diperhatikan demi peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan melindungi hak-hak buruh kampus.

Desak Prabowo Subianto menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang perampasan aset. Sebab, korupsi hal yang mendesak dan hal ini harus segera diatasi melalui Perppu untuk memberantas kejahatan ekonomi dan korupsi.

Tolak revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan. Mereka menilai revisi ini berpotensi menguatkan imunitas para aparat juga militer dan melemahkan penguasaan terhadap aparat.

Efisiensi dan rombak Kabinet Merah Putih. Borosnya para pejabat yang tidak bertanggung jawab harus diatasi dengan rombak para pejabat yang bermasalah.

Tolak revisi Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat tentang tata tertib yang mana revisi saat sangat bermasalah dan bisa menimbulkan kesewenang-wenangan dari lembaga DPR.

Reformasi Kepolisian Republik Indonesia. Kepolisian harus direformasi secara menyeluruh untuk menghilangkan budaya represif dan meningkatkan profesionalisme.

Aksi Lanjutan

Aksi ini merupakan panggilan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus mengawal jalanan pemerintahan demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat di Indonesia.

Spanduk bertuliskan: Tolak Efisiensi Anggaran dan Indonesia Gelap, menjadi slogan utama perjuangan massa yang mengkritisi kebijakan pemerintah.

Para peserta aksi juga mengibarkan berbagai macam bendera mereka. Mulai merah putih hingga bendera dengan emblem masing-masing kampus. Mereka juga berencana melakukan aksi lanjutan pada Rabu, 19 Februari 2025 mendatang.

Redaksi