Dekan FEB UM Balikpapan Formulasikan Skema Sertifikasi Profesi

SMARTRT.NEWS – Badan Pusat Statistik (2024), mencatat ada 7.465.599 pengangguran di Indonesia per Agustus 2024. Dari jumlah itu, 11,28% atau 842.378 orang adalah sarjana pengangguran.
Yakni, lulusan D4, S1, S2, dan S3. Persentase sarjana pengangguran tahun 2024, jumlahnya meningkat dua kali lipat satu dekade lalu.
Untuk itu, guna menelurkan lulusan siap pakai di dunia industri yang makin kompetitif, Universitas Mulia terus berupaya meningkatkan kualitas lulusannya.
Salah satu langkah strategis yang diambil, dengan memacu sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa lewat Lembaga Sertifikasi Profesi atau LSP.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia Dr. Ivan Armawan mengungkap, saat ini pihaknya tengah menyusun Materi Uji Kompetensi.
MUK LSP itu sangat berguna untuk usulan skema sertifikasi profesi yang relevan dengan kebutuhan industri. Hal itu diutarakannya di sela dalam Bimtek penyusunan MUK LSP, belum lama ini.
Ivan menekankan, poin pentingnya bagaimana kampus membekali mahasiswa agar ketika lulus nanti, mereka memiliki sertifikat keahlian.
“Sertifikat keahlian itu diakui secara nasional melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi,” ujarnya.
Tiga Skema Sertifikasi Utama
Ivan bilang, bersama timnya, tengah mengembangkan tiga skema sertifikasi utama.
Antara lain skema Analis Pemasaran, skema Manajemen Sumber Daya Manusia untuk kualifikasi level 3 dan 4, dan skema Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajerial, dan Informasi Pajak.
Ivan Armawan menjelaskan, sertifikasi kompetensi ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin langsung bekerja setelah lulus.
“Tetapi juga bagi mereka yang ingin berwirausaha atau menjadi Entrepreneur. Skema pemasaran, misalnya, itu sangat relevan bagi mahasiswa yang ingin memulai bisnis sendiri,” paparnya.
Ia menambahkan, mereka akan dibekali dengan pengetahuan tentang riset pasar, analisis kompetitor, dan strategi branding yang efektif.
Selain itu, Universitas Mulia juga akan membuka kesempatan bagi para alumni untuk mengikuti sertifikasi kompetensi.
Bagi alumni yang sudah lulus dan ingin mendapatkan sertifikasi, pihaknya tetap membuka pintu. “Tentu, ada mekanisme dan biaya tersendiri yang perlu diperhatikan,” imbuhnya.
Tiga Jalur Sertfikasi Kompetensi
Universitas Mulia akan menyelenggarakan proses sertifikasi kompetensi melalui tiga jalur.
Ia merinci, yakni jalur pendidikan formal, rekognisi pembelajaran lampau, dan asesmen mandiri. Setiap jalur memiliki persyaratan dan mekanisme yang berbeda.
Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, mengatakan, tim dari fakultas telah berhasil menyusun usulan 18 skema sertifikasi.
“Delapan belas,” ujarnya.
Namun, tak menutup kemungkinan jumlah skema ini akan bertambah seiring dengan perkembangan selanjutnya.
Dengan begitu, Fakultas Ilmu Komputer akan memiliki lebih banyak skema sertifikasi kompetensi. Hal ini akan menguntungkan mahasiswa dalam menentukan pilihan sesuai minat mereka.
Menurutnya, melalui sertifikasi kompetensi, ia berharap mahasiswa akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di bidang teknologi informasi yang lebih terarah dan relevan dengan kebutuhan industri.
Ia berharap sertifikasi ini dapat memberdayakan lulusan dengan memberikan bukti konkret atas kompetensi yang mereka miliki.
“Sehingga meningkatkan kepercayaan diri dan daya saing mereka di pasar kerja,” tuturnya.
Ia berharap, dengan menjalani proses sertifikasi, mahasiswa akan terbuka wawasan tentang standar kompetensi yang berlaku di industri, sehingga lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Harapan sertifikasi kompetensi adalah memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi karir mereka di masa depan.
Dengan memacu sertifikasi kompetensi, Universitas Mulia berkomitmen menghasilkan lulusan berkualitas, berkompeten, dan siap bersaing di industri yang dinamis.
“Kami berharap upaya ini dapat berkontribusi positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia,” jelasnya.
Sumber: Universitas Mulia
BACA JUGA