Deflasi di Kalimantan Timur Capai 0,30 Persen, Balikpapan Justru Alami Inflasi

Smartrt.news, BALIKPAPAN,-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur melaporkan bahwa pada Februari 2025 terjadi deflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 0,30 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,60. Deflasi terdalam tercatat di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 0,73 persen. Sementara Kota Balikpapan justru mengalami inflasi sebesar 0,18 persen dengan IHK 106,36.
Penurunan harga di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh turunnya indeks beberapa kelompok pengeluaran, terutama kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami deflasi 11,76 persen. Selain itu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun 0,31 persen. Kemudian kelompok transportasi turun 0,21 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,61 persen.
Sebaliknya, beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks, yang berkontribusi terhadap inflasi di Balikpapan. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik 3,12 persen, kelompok pakaian dan alas kaki naik 1,00 persen. Selanjutnya kelompok kesehatan naik 1,92 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 2,11 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan tertinggi sebesar 7,34 persen.
Secara bulanan, tingkat deflasi month-to-month (m-to-m) di Kalimantan Timur mencapai 0,25 persen, sedangkan tingkat deflasi year-to-date (y-to-d) sebesar 1,24 persen.
Penyebab Inflasi di Balikpapan
Berbeda dengan daerah lain di Kalimantan Timur yang mengalami deflasi, Kota Balikpapan mencatat inflasi sebesar 0,18 persen. BPS mencatat bahwa kenaikan harga di Balikpapan terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang meningkat hingga 7,34 persen. Selain itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan andil besar terhadap inflasi, dengan kenaikan sebesar 3,12 persen.
Komoditas utama yang berkontribusi terhadap inflasi di Balikpapan antara lain emas perhiasan, beras, kopi bubuk, cabai rawit, minyak goreng, serta beberapa jenis makanan olahan. Selain itu, peningkatan harga pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran turut mempengaruhi angka inflasi di kota ini.
BPS Kalimantan Timur menegaskan bahwa tren ini menunjukkan dinamika harga yang bervariasi di setiap kabupaten/kota. Deflasi di sebagian besar wilayah menunjukkan adanya tekanan harga yang menurun, sementara Balikpapan masih mengalami kenaikan harga pada beberapa sektor utama.
Sementara itu, PPU yang berbatasan dengan Kota Balikpapan mengalami deflasi seperti kota dan kabupaten di Kaltim lainnya. PPU mencatat deflasi terdalam sebesar 0,73 persen. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh struktur pengeluaran masyarakat di wilayah PPU. Masyarakat di wilayah IKN ini yang sangat bergantung pada sektor-sektor seperti perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mengalami penurunan tajam.
Penurunan indeks harga di sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi di PPU. Selain itu, dinamika pasar lokal dan penurunan permintaan beberapa komoditas turut memperdalam angka deflasi di kabupaten ini.***
(Tim Smartrt.news/anang/berita resmi BPS Kaltim)
BACA JUGA