Dari Canva hingga Word: Ketika Mahasiswa Universitas Mulia Menyalakan Cahaya Digital di SD

Para mahasiswi KKN antusias membimbing siswa SDN 003 Balikpapan Selatan dalam praktik desain grafis menggunakan Canva. (foto : Humas : Universitas Mulia)
Smartrt.news, BALIKPAPAN – Di tengah riuhnya revolusi digital, ketika dunia berlomba menuju kecanggihan teknologi, ada ruang-ruang kecil yang nyaris tak tersentuh—kelas-kelas dasar di pelosok kota, tempat anak-anak hanya mengenal komputer sebagai gambar di buku pelajaran.
Di sinilah sekelompok mahasiswa Universitas Mulia mencoba hadir, bukan sebagai pengajar, tapi sebagai penyambung masa depan.
Berbekal semangat Kuliah Kerja Nyata (KKN), kelompok 18 yang dipimpin Khusnul Hasanah memilih SDN 003 Balikpapan Selatan sebagai ladang pengabdian. Mereka tak datang membawa pidato, melainkan laptop, layar proyektor, dan segenggam keyakinan bahwa literasi digital harus dimulai sejak dini.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya jadi penonton di tengah gempuran teknologi, tapi juga pelaku. Bukan sekadar tahu, tapi bisa,” ujar Khusnul dengan mata berbinar.
Maka dimulailah pelatihan dasar Microsoft Office dan desain grafis berbasis Canva—dua alat sederhana yang bisa menjadi jembatan besar menuju dunia digital. Pelatihan tak digelar di ruang ber-AC atau laboratorium mewah, tapi di kelas yang sederhana, dengan pendekatan yang ramah dan penuh permainan.
“Kami pakai pendekatan bermain sambil belajar. Anak-anak kami pandu satu per satu, biar mereka nyaman dan tidak takut mencoba,” kata Khusnul. “Ternyata, mereka bukan hanya cepat belajar, tapi juga antusias sampai dibawa ke rumah.”
Respons itu bukan sekadar perasaan. Para guru SDN 003 membenarkan bahwa ini adalah pelatihan digital pertama yang benar-benar menyentuh tangan dan pikiran siswa.
“Anak-anak jadi percaya diri membuka laptop, bahkan berani eksplorasi Canva dan Word sendiri. Ini luar biasa,” ujar seorang guru yang turut menyaksikan sesi pelatihan.
Bagi Dosen Pembimbing Lapangan, M. Asyharuddin, S.H., M.H., kegiatan ini bukan hanya wujud pengabdian, tetapi contoh konkret dari Merdeka Belajar yang sebenarnya.
“Ini bukan lagi tentang teori, tapi praktik langsung. Mahasiswa belajar dari kehidupan nyata, dan itu membentuk karakter yang jauh lebih kuat,” tegasnya.
Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini memantik ide dan aksi berkelanjutan. Pihak sekolah bahkan menyatakan kesiapan untuk melanjutkan program ini dalam bentuk kokurikuler—bahkan menjajaki pengenalan coding sederhana ke dalam kurikulum pendamping. Ini artinya, yang dimulai sebagai proyek KKN, bisa tumbuh menjadi gerakan transformasi pendidikan.
“Yang kami pelajari bukan hanya tentang mengajar, tapi bagaimana membangun hubungan, mendengarkan, dan menyesuaikan cara komunikasi sesuai dunia anak-anak,” ujar Khusnul. “Relevansi lebih penting daripada sekadar kecanggihan materi.”
Kini, Microsoft Word dan Canva bukan lagi sekadar aplikasi. Di tangan anak-anak SDN 003, mereka telah menjadi jendela untuk melihat dunia yang lebih luas—dan semua itu dimulai dari satu ruang kelas, dari sekelompok mahasiswa, dan dari keyakinan bahwa setiap anak berhak memahami teknologi, bukan sekadar mengaguminya dari kejauhan.
Inilah pengabdian yang bertransformasi menjadi kepemimpinan. Bukan yang berdiri di podium, tapi yang duduk di lantai kelas—menyalakan cahaya, satu anak, satu klik, satu harapan dalam dunia digital yang semakin kompleks.
(Tim Smartrt.news/Johan/Sumber : Humas Universitas Mulia)