Bimbingan, Kasih Sayang, dan Literasi Digital Jadi Kunci Pengasuhan Remaja

Pengasuhan remaja di era digital / Smartrt.news
Smartrt.news, BALIKPAPAN — Pengasuhan remaja di era digital menuntut orang tua hadir bukan hanya secara fisik, tetapi juga sebagai pendengar yang peka, pelindung yang sigap, dan teladan yang bijak.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN (Wamendukbangga), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menegaskan pentingnya keseimbangan antara kasih sayang, bimbingan, dan literasi teknologi untuk membentuk generasi muda yang tangguh.
“Anak-anak kita tidak cukup hanya didampingi secara fisik. Mereka membutuhkan kita hadir sepenuh hati, mendengarkan, melindungi, sekaligus memberi contoh nyata,” ujar Isyana
Tantangan Pengasuhan di Era Digital
Menurutnya, pengasuhan remaja kini jauh lebih kompleks, serba cepat, dan penuh tekanan, terutama bagi kesehatan mental. Tahun 2025 membawa dinamika yang menuntut kreativitas dan inovasi dalam mendampingi remaja yang hidup di tengah perubahan fisik, psikologis, sosial, dan teknologi.
Isyana menekankan, peran orang tua adalah memastikan remaja memiliki fondasi karakter kuat, tangguh, dan berdaya saing demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, sejalan dengan Asta Cita poin ke-4 Presiden Prabowo Subianto.
Tantangan yang dihadapi remaja meliputi kesehatan reproduksi, kesehatan mental, pergaulan bebas, hingga renggangnya hubungan keluarga akibat disrupsi digital.
“Perangkat gawai seolah menjadi keluarga baru yang merebut perhatian dan membentuk kebiasaan baru. Pertanyaannya, apakah orang tua masih menjadi tempat mereka pulang?” ujarnya.
Literasi Digital sebagai Kunci
Isyana menilai, tantangan terbesar bukan sekadar membatasi teknologi, melainkan membimbing remaja agar memanfaatkannya untuk belajar, berkarya, dan berinteraksi positif.
Pola pengasuhan satu arah sudah tidak relevan—orang tua perlu hadir secara emosional, memahami dunia digital anak, dan mengajarkan keterampilan hidup seperti berpikir kritis, mengelola emosi, dan menjaga etika di ruang maya.
Kebijakan pengasuhan remaja juga didukung oleh Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, yang memandatkan penguatan fungsi keluarga melalui pendidikan pengasuhan, serta Rencana Aksi Nasional Literasi Digital yang menempatkan keluarga sebagai garda terdepan membentuk perilaku digital sehat.
“Kalau kita bisa memberi contoh penggunaan gawai yang bijak di rumah, itu akan berdampak langsung pada kebiasaan anak,” tegasnya.
Ajakan untuk Orang Tua
Isyana mengajak seluruh keluarga aktif berkomunikasi dengan remaja, membuat kesepakatan penggunaan gawai, serta mengawasi konten yang diakses.
Menurutnya, komunikasi terbuka membuat anak merasa aman bercerita—modal penting dalam membimbing mereka menghadapi dunia digital yang kompleks.
Dengan keterlibatan aktif orang tua dan dukungan kebijakan pemerintah, ia optimistis remaja Indonesia akan tumbuh menjadi generasi cerdas, berkarakter, dan siap bersaing di tingkat global tanpa kehilangan nilai-nilai luhur bangsa. / Info Publik