Category Ad 1

Dari Balikpapan ke Panggung Nasional: Jejak Langkah BEM Universitas Mulia di MUNAS BEM SI XVIII

Oleh kontributor achmad pada 03 Jul 2025, 14:00 WIB
MUNAS BEM Seluruh Indonesia XVIII

MUNAS BEM Seluruh Indonesia XVIII yang berlangsung di IPB Bogor 24–29 Juni 2025. Tampak Agung menerima (4 dari kiri) bersama peserta lainnya. (Foto: smartrt.news/BEM Um)

Smartrt.news, BOGOR — Sebuah sore di pelataran kampus Universitas IPB, ratusan mahasiswa dari penjuru nusantara berkumpul dalam satu semangat: menyatukan suara mahasiswa Indonesia. Di antara 180 peserta dari 85 perguruan tinggi itu, tampak dua sosok muda dari Balikpapan berdiri tegak membawa nama kampus mereka—Agung Widiyanto dan Rani Devita dari Universitas Mulia.

Mereka bukan sekadar hadir, tapi benar-benar terlibat dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) BEM Seluruh Indonesia XVIII, yang berlangsung 24–29 Juni 2025. Acara ini bukan hanya ajang seremonial. Di balik parade budaya dan forum diskusi, ada arah gerak mahasiswa yang sedang dirumuskan. Ada semangat yang coba dibangkitkan kembali—semangat perjuangan mahasiswa dari Sabang sampai Merauke.

Tema tahun ini cukup menggugah: “Menakar Arah, Menguji Janji: Revitalisasi Peran Mahasiswa dalam Menjaga Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Pembangunan Kabinet Merah Putih.”

Di sela-sela dinamika sidang dan talkshow, kami berbincang dengan Agung Widiyanto, Ketua BEM Universitas Mulia, soal kiprah perdananya membawa suara mahasiswa Kalimantan Timur ke panggung nasional.

Kami Datang Bukan Sekadar Simbolik

Apa makna strategis Munas ini bagi Universitas Mulia, Mas Agung?
“Ini bukan sekadar kehadiran simbolik. Kami ingin menunjukkan bahwa Universitas Mulia punya suara. Bahwa mahasiswa di Balikpapan pun siap bersuara, berpikir kritis, dan berjejaring dalam skala nasional. Ini positioning yang penting.”

Isu-isu apa saja yang ramai dibahas dalam forum ini?
“Banyak. Mulai dari ketimpangan akses pendidikan, digitalisasi kampus, sampai isu tambang di Raja Ampat. Tapi kami juga menyoroti soal transformasi digital dan kesiapan mahasiswa menghadapi era disrupsi. Ini sangat relevan bagi kampus kami.”

Tiga Rekomendasi Kunci dari Balikpapan

Agung menyebutkan bahwa dirinya membawa tiga poin sikap yang dirumuskan melalui forum dengar pendapat mahasiswa Universitas Mulia:

  1. Pemerataan akses teknologi pendidikan, apalagi Balikpapan kini menjadi kota penyangga IKN.
  2. Penguatan kolaborasi antar-BEM lintas wilayah untuk membela isu kerakyatan.
  3. Literasi digital dan kebangsaan sebagai benteng di tengah derasnya arus informasi.

Gerakan Mahasiswa: Turun ke Jalan atau Mainkan Narasi?

Agung tidak menampik bahwa gerakan mahasiswa hari ini menghadapi tantangan baru.

“Gerakan mahasiswa tetap relevan. Tapi metodenya berubah. Mahasiswa tak harus selalu turun ke jalan. Kita juga bisa memengaruhi kebijakan lewat data, kampanye digital, dan narasi publik. Mahasiswa harus adaptif dan tetap kritis.”

Dari Forum ke Aksi Nyata di Kampus

Apa hasil Munas ini akan diterapkan di Universitas Mulia?
“Pasti. Hasil forum ini akan kami masukkan ke program kerja BEM UM, seperti forum diskusi publik, gerakan kampus hijau, dan penguatan literasi digital. Kami tidak mau berhenti di tataran wacana.”

Kolaborasi dari Sabang sampai Merauke

Selama forum, Agung juga aktif menjalin komunikasi dengan perwakilan BEM dari berbagai daerah. Dari Aceh hingga Papua, mereka merancang program pertukaran gagasan, hingga proyek advokasi bersama untuk isu lingkungan dan pendidikan di daerah pinggiran.

“Kita tidak bisa bergerak sendiri. Kolaborasi adalah kunci. Karena tantangan kita, meski beda daerah, punya benang merah yang sama,” jelasnya.

Suara Mahasiswa UM Menjadi Bagian Narasi Nasional

Sebagai penutup, Agung menyampaikan pesan kepada seluruh mahasiswa Universitas Mulia:

“Keterlibatan kita di Munas ini adalah tonggak sejarah. BEM UM bukan lagi hanya bagian dari Balikpapan, tapi sudah menjadi bagian dari narasi besar mahasiswa Indonesia. Ini baru awal. Kepengurusan berikutnya harus lebih serius dan berani, karena kita sudah membuka jalannya.”

(Tim Smartrt.news/anang/sumber: BEM UM dan berbagai sumber)