Begini Strategi Balikpapan Kendalikan Inflasi Jelang Ramadan dan Lebaran

warung kelontong
Pemilik warung klontong di Batu Ampar, Sarminah. (Smartrt.news)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Inflasi bukan sesuatu yang harus dihilangkan, tetapi perlu dikendalikan agar tidak merugikan masyarakat. Jika inflasi terlalu tinggi, daya beli menurun, sementara deflasi yang berlebihan bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

“Oleh karena itu, pengendalian inflasi yang tepat sangat penting, terutama saat Ramadan dan Idulfitri, ketika permintaan bahan pokok meningkat,” kata Wakil Wali Kota Balikpapan, Dr. Ir. Bagus Susetyo, M.M., dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, Senin (24/3/2025), di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan.

Langkah Konkret Kendalikan Inflasi

Pertemuan ini menjadi ajang strategis untuk merumuskan langkah-langkah konkret menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok di Balikpapan. Wakil Wali Kota menegaskan bahwa pengendalian inflasi merupakan upaya berkelanjutan, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Balikpapan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen pada Februari 2025 dibandingkan Januari 2025. Namun, harga beberapa komoditas seperti minyak goreng, beras, cabai rawit, dan kelapa justru mengalami kenaikan sehingga memerlukan perhatian khusus.

Strategi TPID dalam Pengendalian Inflasi

Rapat ini dibagi menjadi dua sesi utama. Pada sesi pertama, TPID dan Satgas Pangan membahas kerja sama antardaerah, optimalisasi toko penyeimbang di setiap kecamatan. Selain itu melakukan integrasi data neraca pangan dan Pemantauan Harga Pangan Strategis (PHPS) untuk mendukung kebijakan stabilisasi harga. TPID juga menjadwalkan sidak pasar guna memastikan harga dan stok tetap terkendali.

Sesi kedua melibatkan distributor dan difokuskan pada penerapan harga eceran tertinggi (HET) komoditas tertentu, khususnya beras. Selain itu, dibahas pula strategi pendirian industri pengepakan dan skema pembelian komoditas secara curah untuk mengurangi biaya transportasi dan distribusi.

Empat Pilar Stabilitas Harga

TPID Balikpapan mengusung empat pilar utama dalam menjaga stabilitas harga:

  1. Komunikasi Efektif
    TPID memantau dan mengevaluasi operasi pasar terhadap lima komoditas utama: Beras SPHP, minyak goreng, bawang putih, gula, dan daging kerbau. Sosialisasi belanja bijak juga dilakukan melalui TV lokal dan Surat Edaran Wali Kota untuk mencegah panic buying.
  2. Keterjangkauan Harga
    Pemerintah menggelar Pasar Murah oleh Dinas Perdagangan pada 24-28 Februari 2025 di Aula Kantor Kelurahan Gunung Bahagia, serta Pasar Murah LPG 3 kg di seluruh kelurahan pada 26 Februari – 27 Maret 2025. Perumda Manuntung Sukses juga berperan dalam menstabilkan harga bahan pokok.
  3. Ketersediaan Pasokan
    Optimalisasi kerja sama antardaerah (KAD) dilakukan oleh BUMD untuk memastikan pasokan pangan strategis seperti beras dan minyak goreng tetap aman. Pemantauan stok juga dilakukan oleh Dinas Perdagangan, TPID, dan Satgas Pangan di tingkat petani, distributor besar, serta toko-toko besar.
  4. Kelancaran Distribusi
    Pemerintah mendukung stabilisasi harga dengan subsidi ongkos angkut dalam program Pasar Murah. Selain itu, perbaikan infrastruktur distribusi, seperti akses pelabuhan dan jalan menuju pasar utama, serta pengawasan bongkar muat komoditas pangan strategis di pelabuhan, juga menjadi prioritas.

Sinergi untuk Ekonomi Stabil

Wakil Wali Kota menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas harga serta kelancaran distribusi bahan pokok.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, menyoroti pentingnya penguatan ekosistem pangan guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang di pasar.

“Kita harus memastikan bahwa ekosistem pangan di Balikpapan berjalan baik dari hulu ke hilir. Sinergi antara pemerintah, pemasok, distributor, dan pedagang sangat penting untuk menjaga pasokan dengan harga stabil,” ujar Robi.

BI Balikpapan juga mendorong perluasan program Toko Penyeimbang agar cakupan lokasi dan jenis komoditasnya semakin luas. Selain itu, integrasi data dengan sistem PHPS Bank Indonesia akan membantu intervensi pasar yang lebih tepat sasaran.***