Basarnas Kirim Tim INASAR ke Myanmar, 3 Korban Gempa Berhasil Dievakuasi

Smartrt.news, MYANMAR,- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengerahkan Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) ke Myanmar untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi. Tim INASAR bekerja sama dengan Fire Brigades Myanmar dan berhasil menemukan tiga korban di reruntuhan gedung perumahan pegawai negeri sipil di Thukha Theiddhi Ward.
Tim INASAR memulai operasi dengan metode hailing atau pemanggilan korban, dibantu oleh anjing pelacak (K9). Namun, karena tidak ada respons, pencarian difokuskan di area kamar mandi. Tim harus menjebol lantai untuk mencapai titik yang dicurigai sebagai lokasi korban.
“Kami menemukan dua titik yang diduga lokasi korban. Namun, berdasarkan kondisi di lapangan, korban sudah meninggal dunia karena tidak ada respons dan tercium bau menyengat,” ungkap Komandan Regu Tim Alpha INASAR, Stefanus Harrendra.
Untuk memastikan keberadaan korban, tim menggunakan alat Search Cam yang akhirnya mengonfirmasi posisi korban. Evakuasi dilakukan dengan teknik cutting, breaking, dan breaching untuk membuka akses menuju lokasi korban.
Gedung tempat korban ditemukan mengalami kerusakan dengan pola reruntuhan pancake. Untuk menjamin keamanan tim, digunakan alat Warning Alarm for Stability Protection (WASP) yang mendeteksi getaran dan memastikan bangunan tetap stabil selama proses evakuasi.
Korban ketiga mengalami kondisi lebih sulit untuk dievakuasi karena posisinya duduk dan tertimpa tiang penyangga bangunan. Selain itu, tim medis INASAR turut memberikan penanganan kepada anggota Fire Brigades Myanmar yang mengalami luka laserasi selama operasi penyelamatan.
Dukungan Indonesia dalam Misi Kemanusiaan Myanmar
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan serta Kesiapsiagaan Basarnas, Laksda TNI R. Eko Suyatno, bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, melepas 73 personel INASAR pada Selasa (1/4/2025). Pengiriman tim ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam membantu negara-negara ASEAN yang terdampak bencana.
Kepala BNPB menjelaskan bahwa gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang Myanmar pada 28 Maret 2025 telah menelan lebih dari 2.600 korban jiwa. Selain itu, ribuan warga kehilangan tempat tinggal akibat kerusakan infrastruktur.
“Situasi di Myanmar cukup sulit dibandingkan misi penyelamatan Basarnas di Turkiye tahun 2023. Komunikasi masih terganggu dan beberapa daerah mengalami pemadaman listrik, sehingga dukungan bagi tim penyelamat sangat terbatas,” jelas Kepala BNPB.
Indonesia juga mengirimkan bantuan dalam bentuk tim penyelamat dan tenaga medis. Di samping itu berupa logistik yang diterbangkan menggunakan dua pesawat Hercules dan satu pesawat Boeing 747 dari Lanud Halim Perdanakusuma. Tim INASAR mendarat di Naypyidaw pada Selasa (1/4) pukul 14.00 waktu setempat dan disambut oleh perwakilan KBRI Yangon serta otoritas Myanmar.
Gempa Myanmar: Dampak dan Upaya Bantuan
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, dengan pusat gempa terletak 16 kilometer barat laut Kota Sagaing. Guncangan dirasakan hingga India, Bangladesh, Thailand, dan China, serta disusul gempa berkekuatan 6,4 magnitudo yang memperparah dampak bencana.
Pemerintah Indonesia, melalui Rapat Tingkat Menteri yang dipimpin Menko PMK Pratikno pada Minggu (30/3/2025), memutuskan untuk segera mengirimkan bantuan. Pengiriman dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai dengan tim pendahulu pada 31 Maret 2025, diikuti oleh tim SAR pada 1 April 2025, dan tim medis serta bantuan logistik pada 3 April 2025.
BNPB mengoordinasikan distribusi bantuan dengan dukungan Kemenkes, Basarnas, TNI, dan Kementerian Luar Negeri. “Bantuan ini menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) dan akan dikirim secara bertahap sesuai kebutuhan di lapangan,” jelas Menko PMK.
Selain Indonesia, beberapa negara lain seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, dan China juga telah mengirimkan tim penyelamat untuk membantu Myanmar. Kolaborasi ini menunjukkan solidaritas internasional dalam menghadapi bencana besar.
Misi kemanusiaan Indonesia ke Myanmar menegaskan komitmen negara dalam membantu negara sahabat di ASEAN. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat terdampak dan mempercepat proses pemulihan pasca-gempa.***
(Tim smartrt.news/anang/sumber: Basarnas)
BACA JUGA