Bank Sampah Didorong Aktif Kembali, DLH PPU Tekankan Pentingnya Edukasi
Diterbitkan 24 Jun 2025, 19:30 WIB

Ilustrasi aksi bersih pantai Tanjung Jumlai PPU, terkait Hari Lingkungan Hidup Sedunia.(Foto: smartrt.news/DLH PPU)
Smartrt.news, PENAJAM — Masalah sampah rumah tangga tak bisa diselesaikan hanya dengan truk pengangkut dan tempat pembuangan akhir. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melihat peluang besar dalam menghidupkan kembali peran bank sampah berbasis masyarakat—dengan satu kunci utama: edukasi yang berkelanjutan.
Kepala DLH PPU, Safwana, menjelaskan bahwa bank sampah berperan strategis dalam mengurangi volume sampah dari sumbernya. Namun, tak sedikit program yang mandek di tengah jalan karena pergantian pengurus tanpa kesinambungan sistem kerja.
“Kalau pengurus baru tidak lanjutkan program sebelumnya, kinerja bank sampah bisa turun. Makanya kami lebih fokus edukasi ke masyarakat agar mereka tetap memilah, apa pun pengurusnya,” ujarnya.
DLH Sebagai Pembina, Bank Sampah Unit Tetap Jadi Ujung Tombak
DLH PPU memang tidak turun langsung mengelola unit bank sampah di kelurahan atau desa. Tapi peran mereka sebagai pembina tetap terasa melalui bank sampah induk yang terintegrasi dengan TPS 3R tingkat kabupaten.
“Kalau ada penumpukan botol atau plastik, unit bisa hubungi kami untuk dijemput. Tapi tugas memilah tetap dilakukan masyarakat,” jelas Safwana.
Bank sampah unit berperan memilah sampah basah dan kering. Sampah bernilai jual seperti kardus, logam, dan plastik dikumpulkan untuk disalurkan ke pengepul. Sementara sisa makanan bisa dimanfaatkan sebagai pakan maggot atau bahan kompos.
Mendorong Pengolahan Mandiri, Bukan Sekadar Pemilahan
Saat ini, sebagian besar bank sampah unit di PPU masih berfokus pada pemilahan. Namun beberapa sudah mulai berkreasi dengan kerajinan sederhana dari sampah daur ulang. DLH menargetkan ke depan peran mereka bisa ditingkatkan hingga ke tahap pengolahan mandiri.
“Kami ingin mereka bukan cuma memilah, tapi juga bisa olah sampah jadi produk bermanfaat, terutama di daerah yang padat penduduk,” tutur Safwana.
Langkah ini juga diharapkan bisa membuka peluang ekonomi lokal, memperkuat kesadaran warga, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
(Tim smartrt.news/anang/sumber: DLH PPU)