Balikpapan Langka LPG 3kg: Abdul Rachim Sebut Pemerintah Gagal, Warga Ancam Turun ke Jalan

Gas melon langka di Kota Minyak. Di sisi lain, tak semua warga mampu membelli bright gas 5,5 kg. (Smartrt.news)

SMARTRT.NEWS –  Kelangkaan gas LPG 3 kg kembali dialami warga Balikpapan. Antrean panjang terjadi di berbagai pangkalan, bahkan banyak warga yang terpaksa harus pulang dengan tangan kosong karena stok terbatas.

Ketua Lembaga Budaya Adat Kutai Balikpapan, Tumenggung Setia Guna, Abdul Rachim HKA mendesak Pemerintah Kota Balikpapan dan DPRD segara mencari solusi permasalahan ini.

“Fenomena tahun 2025 ini luar biasa, mulai sosial, ekonomi dan politik.Artinya, masyarakat menuntut kinerja seorang pemimpin. Termasuk orang-orang yang mengatasnamakan sebagai wakil rakyat itu,” tegas Abdul Rachim, Ahad (9/2/2025).

Abdul mengingatkan, dengan kelangkaan gas melon ini pemerintah tak bisa tinggal diam.

“Sekarang ini tuntutan itu yang muncul. Kita bicara tentang gas, bicara semua tentang ekonomi, bicara tentang kebutuhan masyarakat di Balikpapan. Kita bicara Balikpapan aja,” ujarnya.

Abdul Rachim menambahkan, “Artinya, sosok pemimpin tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya. Kalau katanya, oh itu regulasi, enggak boleh gitu. Kalau tidak sanggup, mundur. Ya dong, kewajibannya membela rakyatnya.”

Ia mengatakan masalah pemerintah dengan pertamina itu masalah kebijakan, masalah regulasi. Jadi harus dicarikan jalan solusinya. “Dia (Walikota, red) tidak bisa mengatakan dari sisi pemerintah, loh itu wilayah mereka. Enggak boleh begitu. Rakyatmu, masyarakatmu ini maunya membutuhkan itu,” ujarnya.

“Termasuk DPR, yang kemarin sudah menjajakan untuk dipilih rakyat atas nama janji dan segala macam. Sekarang kinerjanya mereka ini dituntut,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, legislator seharusnya bersama pemerintah mencari solusi dengan mengambil kebijakan menuntaskan masalah kelangkaan gas melon ini. Misalnya, melobi Pertamina atau lainnya. “Solusi apapun harus diusahakan agar tidak ada lagi kesulitan dengan LPG 3kg,” tegasnya.

Abdul Rachim pun melempar kritik tajam kepada wali kota.

Ia merasa aneh dengan varian apa pun yang melabeli Balikpapan sebagai kota layak huni, serambi Mekah, serambi IKN, atau apa pun namanya. “Tapi ketika rakyatmu kesulitan, kamu tidak bisa menyelesaikan. Artinya, kegagalan itu ada di depan matamu,” tegasnya.

Ancam Tutup Pertamina

Ia mengaku telah berbicara kepada seluruh elemen masyarakat untuk turun dan menutup Pertamina.

“Kita hanya memberi waktu, kegagalan itu sebuah tontonan. Tontonan di Balikpapan, tontonan orang yang antri panjang. Masa senang lihat itu. Pemerintah sudah tidak boleh lagi seperti itu,” imbuhnya.

Karena itu, ia berharap pemerintah dengan DPRD untuk kerjasama agar bagaimana caranya bisa bicarakan masalah ini klir dengan Pertamina.

“Karena kalau tidak, saya sudah sampaikan beberapa teman ormas, termasuk mungkin akan membawa masyarakat Balikpapan, kita mungkin bawa sekitar 200-300 ribu turun untuk menutup Pertamina, kalau pemerintah dan DPRD tidak mampu, kita tutup aja,” tegasnya.

Ketua Lembaga Budaya Adat Kutai Balikpapan, Tumenggung Setia Guna, Abdul Rachim HKA. (dok)

Ia mengatakan percuma kalau pemerintah dan Pertamina tidak punya jalan keluar untuk menuntaskan kelangnkaan gas ini.

“Pertamina enggak punya way out, enggak punya jalan keluar. Enggak bisa menyelesaikan masalah dari tahun ke tahun begitu-begitu aja. Sekarang kita meminta. Seandainya pemerintah kota, eksekutif dan legislatif tidak mampu melakukan, kami akan bawa masyarakat Balikpapan. Ya minimal tiga perempatnya. Atau seperempatnya aja kita bawa. Kita akan turun sama-sama. Kita tutup Pertamina. Rakyat juga punya hak bicara negara. Bukan hanya Pertamina,” tegasnya.

Pihaknya menilai tahun ini sebagai tahun yang menguji kepemimpinan di Balikpapan. Uji cobanya, lanjut Abdul, mampu tidak pemimpin menyelesaikan masalah kelangkaan gas 3kg.

Selain menuntaskan masalah kelangkaan gas, ia juga menyarankan pemerintah untuk membuat operasi pasar yang perlu dijalankan setiap hari.

Ia mengatakan, “Pemerintah harus melakukan itu, entah Dinas Perdagangan atau dinas mana pun. Operasi pasar itu harus rutin, setiap hari, jadi pemerintah bisa tahu naik turunnya harga. Kalau hanya setahun sekali, mau bulan puasa mau lebaran rame-rame turun, ya mereka kayak peragawan-peragawati ke pasar yang seolah-olah menjadi pahlawan.”

Lanjutkan Proyek Jaringan Gas

Abdul mengatakan, “Pemimpin bukanlah miliknya.”

“Bukan milik keluargamu, bukan milik temanmu, atau milik keluargamu,” katanya.

Pihaknya mengingatkan, saat ini perkembangan Balikpapan sebagai beranda IKN sedang tidak baik-baik saja. Mereka menyarankan agar pemerintah segera memikirkan kembali pembangunan Jaringan Gas (Jargas) ke rumah-rumah.

Ia mengatakan, “Kita harus segera melakukan ini supaya masyarakat Balikpapan tidak lagi membawa 3 kilo, 5 kilo, atau 13 kilo. Sudah cukup. Kita memiliki gas berlebihan. Masa Pemkot Balikpapan tidak mampu melanjutkan proyek jaringan gas ke masing-masing rumah penduduk Balikpapan?”

Ia menegaskan, “Kita harus menyegerakan proyek jargas. Kita harus menyegerakannya.”

Abdul Rachim menyinggung soal sejarah dan mengisahkan kembali kejayaan era Sultan Sulaiman. Ia menjelaskan bahwa pada masa itu, pengelolaan sumber daya dilakukan dengan baik hingga rakyat sejahtera.

Ia menambahkan bahwa dulu Sultan Sulaiman bisa memberangkatkan 100 rakyatnya setiap tahun untuk naik haji. Sultan Sulaiman menyiapkan tempat hunian di sana, menunjukkan betapa makmurnya masyarakat Kutai saat itu.

“Tapi sekarang zaman tambah maju, tambah modern, kok jadi nggak karu-karuan, amburadul aturannya. Orang-orang hebat banyak, tapi kok hancur tatanannya. Ini yang perlu diperbaiki. Jangan bangga dengan diri bahwa kita hebat, oh nggak ada. Hebatnya kamu ketika tidak ada keluhan dari masyarakat, baru kamu hebat,” tegasnya.

Reporter: Musafir B

Editor: Kopi Hitam