Badai Pengangguran Baru, Belasan Ribu Orang Jadi Korban PHK di 15 Provinsi

Gelombang PHK
Ilustrasi, gelombang PHK. (smartrt)

SMARTRT.NEWS – Kondisi makro ekononomi terhantam badai pengangguran baru, yang terjadi di banyak kota besar di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan pegawai yang menjadi korban PHK, terjadi di 15 provinsi.

Sampai Februari 2025, sudah ada sekitar 18 ribu lebih pekerja di Indonesia, yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK.

Total korban PHK menyasar 18.610 orang tenaga kerja. Mereka kehilangan pekerjaannya selama dua bulan pertama 2025. Bahkan ada tambahan sekitar 15.285 orang bila dibanding data PHK Januari 2025 yang tercatat sebanyak 3.325 orang saja.

Artinya, dalam satu bulan nyaris lima kali lipat jumlah pekerja yang jadi korban PHK. Dari akumulasi jumlah pekerja terkena PHK, lebih setengahnya ada di Jawa Tengah.

“Periode Januari sampai Februari 2025 ada 18.610 orang tenaga kerja ter-PHK,” tulis Kementerian Ketenagakerjaan melalui ikhtisar Satu Data Kemnaker, menukil dari Balikpapan, Senin (7/4/2025).

Sebaran Korban PHK di 15 Provinsi

Korban PHK terbanyak ada di Provinsi Jawa Tengah, sekitar 57,37% dari jumlah tenaga kerja ter-PHK yang sebesar 18.610 orang. Padahal pada bulan Januari tidak ada PHK di provinsi terkait.

Selain Jawa Tengah, salah satu badai pengangguran baru yang cukup signifikan, yakni pekerja yang kena PHK di Riau. Pada Januari, hanya ada 323 orang yang terkena PHK di Riau. Namun jumlahnya bertambah hingga 10 kali lipat pada Februari, yang mencapai 3.530 orang.

Selain itu, Provinsi Jawa Timur dan Banten juga mengalami penambahan pekerja yang jadi korab PHK. Di Jatim, ada sekitar 978 orang yang terkena PHK, padahal bulan sebelumnya tak ada PHK.

Jumlah PHK juga meningkat di Banten, dari awalnya hanya 149 orang di Januari menjadi 411 orang di Februari. Adapun Provinsi DKI Jakarta ada akumulasi 2.650 orang terkena PHK hingga Februari 2025.

Berikut korban PHK di sejumlah provinsi dari data Kemenaker Februari 2025:

  1. Jawa Tengah 10.677 orang
  2. Riau 3.530 orang
  3. Jakarta 2.650 orang
  4. Jawa Timur 978 orang
  5. Banten 411 orang
  6. Bali 87 orang
  7. Sulawesi Selatan 77 orang
  8. Kalimantan Tengah 72 orang
  9. Kepulauan Riau 67 orang
  10. Sumatera Selatan 25 orang
  11. Jawa Barat 23 orang
  12. Sulawesi Tenggara 6 orang
  13. Bangka Belitung 3 orang
  14. Sumatera Utara 2 orang
  15. Sumatera Barat 2 orang.

Dari jumlah PHK yang tercatat di Kemenaker, yang paling besar adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex beserta anak usahanya PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya.

KSPI Catat Korban PHK Lebih Besar

Usai pailit dan kalah kasasi, Sritex Group harus bangkrut dan menyerahkan seluruh aset ke tim kurator. Badai hitam sektor industri di Indonesia belum usai. Setelah penutupan pabrik tekstil marak terjadi sepanjang 2024, tahun ini kondisinya semakin suram.

Selain data Kemenaker, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bahkan mencatat data yang lebih besar. Yakni sebanyak 44.069 buruh jadi korban PHK sepanjang Januari-Februari 2025 dari 37 perusahaan.

Adapun, 37 perusahaan itu ada yang menutup pabriknya, pailit, dalam PKPU, efisiensi, dan relokasi.  Beberapa perusahaan besar yang tutup, antara lain, Sritex Group dengan total karyawan ter-PHK sebanyak 11.025 buruh, PT Yamaha Music Piano 1.110 buruh PHK. Selain itu PT Sanken Indonesia 900 butuh PHK, hingga PT Victory Ching Luh 2.000 PHK.