Anggaran Rp 43 Miliar Digelontorkan Untuk Tanggulangi Banjir DAS Ampal, Pembebasan Lahan Hampir Rampung

DAS Ampal
Penampakan aliran DAS Ampal yang kini sedang dilakukan normalisasi dengan pengerukan.(Foto:smartr.news/HO. DPU Balikpapan)

Smartrt.news, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan mengalokasikan anggaran sebesar Rp43,5 miliar untuk membebaskan lahan pembangunan Bendali Ampal Hulu, sebagai bagian dari upaya besar pengendalian banjir di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal.

Proyek ini mendapat dukungan penuh dari Kodim 0905/Balikpapan, yang turut dilibatkan dalam pengerjaan fisik di lapangan guna mempercepat proses pengerukan jelang musim hujan.

Bendali Ampal Hulu menjadi salah satu titik strategis dalam menanggulangi banjir yang kerap terjadi di sejumlah ruas vital kota, seperti Jalan MT Haryono dan Jalan Mayor Polisi Zainal Arifin (Jalan Beller). Pengerukan dilakukan secara swakelola, sementara pembangunan fisik bendali menunggu kesiapan anggaran dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV.

“Kita lakukan pengerukan terlebih dahulu agar saat hujan tiba, air bisa tertampung dan tidak langsung membanjiri saluran hilir. Ini langkah darurat sambil menunggu konstruksi permanen,” ujar Jen Supriyanto, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPU Balikpapan saat dikonfirmasi, Jumat (9/5/2025).

Dari total 10 hektare lahan yang dibutuhkan, sebanyak 9,4 hektare telah berhasil dibebaskan. Sisanya, seluas 0,6 hektare, masih dalam proses penyelesaian karena kendala tumpang tindih kepemilikan dan tarik ulur harga.

“Untuk lahan yang belum disepakati, Pemkot telah menempuh mekanisme konsinyasi, dengan menitipkan dana ganti rugi ke pengadilan,” akunya.

Lahan proyek tersebar di dua kelurahan Gunung Samarinda (3 hektare) dan Gunung Samarinda Baru (7 hektare). Anggaran pembebasan dibagi dalam dua tahap, yakni Rp22 miliar pada 2023 dan Rp21,5 miliar pada 2024. Dana tersebut bersumber dari APBD Kota Balikpapan.

Strategi Penganganan Banjir

Menurut Jen, Pemkot telah merancang tiga strategi utama pengendalian banjir DAS Ampal: pelebaran saluran drainase, pembangunan bendali di wilayah hulu, dan pembangunan rumah pompa. Namun dari ketiganya, hanya pembangunan bendali yang dianggap paling realistis saat ini.

“Pelebaran saluran membutuhkan biaya yang sangat besar, hingga Rp1,6 triliun berdasarkan studi pada 2020. Itu sulit direalisasikan dalam waktu dekat,” jelasnya. “Sedangkan pembangunan bendali bisa dimulai secara bertahap karena lahannya tidak padat penduduk,” sambungnya.

Keberadaan bendali akan berfungsi sebagai penampung air sementara saat hujan lebat. Kemudian memperlambat aliran air menuju kawasan padat permukiman dan menekan risiko luapan air di titik rawan genangan.

Proyek Jangka Panjang

Pemkot Balikpapan menegaskan bahwa proyek ini bukan solusi jangka pendek, melainkan bagian dari program jangka panjang penanggulangan banjir yang terencana dan terukur. Kolaborasi dengan BWS Kalimantan IV diharapkan terus berjalan, termasuk mendorong percepatan pembangunan fisik bendali setelah seluruh lahan berhasil dibebaskan.

Dengan dukungan lintas sektor, termasuk keterlibatan Kodim 0905, proyek ini diharapkan rampung sesuai jadwal. “Kami ingin memastikan bahwa upaya ini tidak terhenti di tengah jalan. Ini adalah investasi untuk masa depan kota,” pungkas Jen.***