24 Tahun Bangun Kepedulian Warga, Mulyadi Pimpin RT 24 dengan Semangat Kepedulian

SMARTRT.NEWS – Pria Kelahiran Sumatera Selatan, Mulyadi, mendapat amanah dari warga menjadi Ketua RT 24 Kelurahan Margomulyo, Balikpapan Barat. Tak main-main, amanah itu sudah ia emban sejak tahun 2001 silam.
Selama 24 tahun Mulyadi berusaha menguatkan tekad dan semangatnya untuk membangun kepedulian terhadap sesama. Ia ikhlas mengemban amanah tersebut.
“Membangun kepedulian warga gak mudah yah, Mas. Terkadang kalau gotong royong, saya panggilin warga satu per satu ke rumahnya,” ucapnya, dengan senyum tipis, Sabtu.
Mulyadi dengan usianya yang sudah matang, 70 tahun-an, tak jarang harus terus menguatkan diri. Katanya, menjadi pemimpin harus memiliki rasa sabar kuat.
“Terutama saat berhadapan dengan para warga yang punya karakter bermacam-macam. Pemimpin harus ekstra sabar, kita harus bisa melayani mereka,” imbuhnya.
Di teras rumah yang tak cukup lebar, laman kediaman Mulyadai riuh denngan aneka kicauan burung dalam sangkar menggantung. Di sana, Mulyadi memulai kisahnya.
Maksimal Layani Warga
Ia merantau ke Balikpapan sejak tahun 1983. Setibanya di kota ini, ia mendapat pekerjaaan di salah satu perusahaan industri bidang pengeboran minyak.
Di usia matangnya, Mulyadi kerap memelihara aneka burung. Ini menjadi salah satu hobinya untuk menjernihkan pikiran. Adapun sang istri, pensiunan Pelindo BUMN.
Pasangan ini punya seorang buah hati yang baru lulus SMA.
Terkadang, timbul rasa sedih dalam diri Mulyadi bila ada warganya yang mengalami kesulitan. Untuk itu, ia terus berupaya keras agar maksimal dalam melayani warganya.
Wilayah RT 24 Margomulyo, kalau dari letak geografisnya, berada pada posisi perbukitan. Tak pernah terjadi longsor di wilayahnya.
Rukun Tetangga tempat Mulyadi memimpin, ada sekitar 190 warga dengan 50 Kepala Keluarga.
Di era kepemimpinannya, Mulyadi telah membangun drainase di lingkungan RT 24 agar untuk mencegah banjir. Ia juga berhasil menciptakan lingkungan bersih dan tidak kumuh.
“Ini Mas, drainase di sekitar RT 24 saya buat dibantu para warga dan kordinasi pihak yang ingin membantu. Biar tidak ada genangan air, tidak banjir. Jadinya juga lebih bersih,” ujarnya, sembari melihat sangkar burung, yang menggantung.
Mulyadi menyampaikan bahwa sebulan sekali terdapat program timbang bayi dan imunisasi balita. Program itu dilakukan di Posyandu yang berhadapan langsung dengan rumahnya.
Air PDAM Tak Ngalir Warga Tetap Membayar
Ia mengungkap, selama tujuh tahun para warga RT 24 tidak merasakan air PDAM. Anehnya, tagihan mereka tetap keluar, sebulan sekali harus membayar sebesar Rp 17.000.
Mulyadi bersama para warga sempat menanyakan tagihan ke PDAM. Kenapa mereka terus membayar tiap bulan selama tujuh tahun. Padahal airnya tidak mengalir.
“Katanya itu tagihan dasar Mas, tapi kita bingung kenapa gak di stop tagihannya, air juga tidak mengalir,” keluhnya.
Menurut informasi lapangan, para warga sempat memasang pipa induk dengan membayar Rp 30 juta agar dapat merasakan aliran PDAM. Namun air bersih itu terhenti sejak 2018 lalu.
Saat ini para warga hanya mengharapkan pembelian sumur air bor milik salah satu warga dengan harga Rp 30.000 per tandon. Mereka terpaksa merogoh kocek lebih besar hanya untuk mendapat air bersih dalam menjalankan kehidupan sehari harinya.
“Mau gimana lagi Mas, kita beli Rp 30.000 per tandon. Itu milik salah satu warga, kalau gitu gak bisa kita dapat air, PDAM gak ngalir juga,” ucapnya.
Mulyadi bersama para warga telah mengadukan permasalahan aliran air kepada pihak PDAM maupun DPRD Balikpapan. Akan tetapi kembali mendapat hembusan janji manis semata, namun tidak ada realisasinya hingga saat ini.
“Iya nanti yah pak,” ucap Mulyadi, sembari menirukan janji manis dari pihak PDAM.
Reporter: Taufik Hidayat
Editor: Semangka Biru
BACA JUGA